Menjadi wakil rakyat di legislatif akan secara langsung bisa menjadi penyambung lidah dalam memperjuangkan hak-hak rakyat
GONG pesta demokrasi pemilihan anggota legislatif yang berlangsung serentak 2024 sudah ditabuh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia termasuk di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah .
Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi tahapan pengajuan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) periode 2024-2029 yang sudah berlangsung tanggal 1-14 Mei. Pesta demokrasi menjaring wakil rakyat untuk duduk di parlemen akan diikuti 18 partai politik peserta Pemilu.
Khusus untuk di Kabupaten Mimika diperkirakan diikuti sekitar 500 lebih Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) perwakilan 18 partai politik. Saat ini mereka masih menunggu proses verifikasi dokumen oleh KPU sebelum nantinya ditetapkan sebagai Calon Tetap Legislatif (CTL).
Dari ratusan bakal calon yang mendaftar, terdapat sosok yang tidak asing bagi masyarakat Flobamora, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang ikut dan siap bertarung di pesta demokrasi lima tahunan ini.
Mengenal Gabriel Zezo
Siapa dia ? Pria kalem, kebapaan, loyalis, sederhana dan murah senyum ini adalah GABRIEL ZEZO. Pria kelahiran Desa Sebowuli, Kecamatan Aemere, Kabupaten Ngada, NTT kini bergabung dalam barisan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Di partai besutan Prabowo Subianto ini, bapa Gab biasanya masyarakat Flobamora Timika menyapanya terdaftar sebagai bakal calon di Daerah Pemilihan (Dapil) empat wilayah Distrik Wania.
Dalam obrolan dengan Koranpapua.id di teras rumahnya yang berlokasi di Perumahan Timika Indah, bapa Gab yang pernah mengabdi sebagai staf pengamanan (security) PT Freeport Indonesia menyampaikan beberapa alasan dirinya ingin terjun ke dunia politik.
Selain keinginan yang tinggi mengabdikan diri untuk negara, pria murah senyum ini menuturkan, menjadi wakil rakyat di legislatif akan secara langsung bisa menjadi penyambung lidah dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.
Suami dari Amelia Rumate ini menyadari pasca almarhum Simon Faot, mantan Ketua Flobamora Mimika menjadi anggota DPRD Mimika, hingga dengan saat ini tidak ada lagi wakil rakyat asal NTT yang berkantor di gedung parlemen.
“Pertama saya berpikir orang NTT hampir 10 tahun sejak bapak Simon Faot (+) tidak ada lagi regenerasi. Padahal kita butuh keterwakilan orang NTT di DPRD. Itu salah satu motivasi yang mendorong saya untuk maju,” ujar Gabriel.
Gabriel yang saat ini duduk sebagai Wakil Ketua III Ikatan Kerukunan Flobamora (IKF) Mimika menuturkan, motivasi lain menjadi wakil rakyat adalah bisa masuk dalam sistem, sehingga banyak terlibat dalam mengawasi dan memberikan masukan terkait dengan pembangunan di Kabupaten Mimika.
“Sebagai warga negara Indonesia, memiliki hak politik yang sama dengan yang lain untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat,” timpal Gabriel yang mengaku sudah 28 tahun tinggal di Timika.
Pantang Menyerah
Ayah dari Gabriella Alice Zezo ini mengisahkan, keputusan untuk maju di kontestasi politik 2024 bukan yang pertama. Pada tahun 2014 melalui Gerindra, ayah dari Gabriella Alice Zezo ini pernah maju, namun gagal karena hanya mendapatkan dukungan 300 suara sah.
Meski demikian, dengan pengalaman yang pernah membuatnya gagal, pria yang dikenal loyal ini semakin bersemangat untuk bangkit dan siap bertarung di pesta demokorasi tahun 2024. Kegagalan itu menurutnya bukan karena orang tidak mengenalnya, tapi mungkin disebabkan modal yang belum cukup.
Untuk terjun ke dunia politik tahun depan, pria lulusan SMP Swasta Jaramasi Aimere, SMP Swasta Adhiaksa Ende Flores dan SMA PGRI Kupang 1982, kini mendapat dukungan penuh dari keluarga terutama istri dan anak-anak.
Gabriel berharap kepada semua warga Flobamora di Mimika untuk selalu kompak. Jangan tercerai berai, perbedaan pandangan dan pendapat, itu hal biasa dalam dinamika berorganisasi kemasyarakatan.
Dengan kekompakan maka dipastikan bisa mengantarkan kader-kader terbaik Flobamora untuk duduk sebagai anggota DPRD, siapapun orangnya.
“Apabila nanti setelah ditetapkan KPU sebagai calon tetap dan berhasil masuk menjadi wakil rakyat, saya sampaikan terima kasih kepada Tuhan dan masyarakat Flobamora,” janji Gabriel.
Saya akan rangkul semua warga Flobamora dengan menyatukan semua perbedaan,” janji Gabriel.
Gabriel juga tidak mau berjanji yang muluk-muluk, namun bila Tuhan berkehendak, dirinya akan berupaya memberikan yang terbaik buat masyarakat Mimika secara umum dan masyarakat Flobamora secara khusus.
Mantan Ketua DPC GRIB Mimika dan Perintis Pembangunan Sisi Selatan Bandara Moses Kilangin
Dalam obrolan dengan Koranpapua.id, Gabriel sedikit menceritakan pengalamannya selama 28 tahun berada di Timika dan bagaimana dirinya memilih untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Dikisahkan, memutuskan bergabung dengan Gerindra berawal dari keinginan dan berkat dorongan dari Organisasi Gerakan Indonesia Baru (GRIB), yang kala itu Gabriel menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Mimika.
GRIB merupakan organisasi sayap Gerindra yang diketuai oleh Hercules, pria Timor Lesta yang saat ini cukup terkenal di Jakarta. Pertemuan dengan Hercules terjadi tahun 2012 di Jakarta.
Sebagai sahabat lama dan mengetahui Gabriel tinggal dan menetap di Timika, Hercules langsung menghubungi Ketua DPD GRIB Papua untuk mendapuk Gabriel sebagai Ketua DPC GRIB Mimika. Kepengurusan organisasi ini sudah berakhir tahun 2018 lalu.
“Kepengurusannya tidak diperpanjang karena secara nasional GRIB Pusat masih coling down,” tandas Gabriel yang pernah mengabdi 21 tahun sebagai staf level satu bagian pengamanan (security) PT Freeport Indonesia.
Semasa masih aktif sebagai security Freeport, Gabriel pernah ditunjuk menjadi Leader K – 9 squad sejak tahun 1998-2003 yang beranggotakan Manasye Wamafma, Walija, Stanley Lahea dan Samuel Pungus.
Leader K-9 banyak membina anak-anak aibon mulai dari Mile 28, base camp sampai Hotel Rimba Papua. Berkat sentuhan kasih dan hasil pendampingan kini banyak diantara mereka yang direkrut bekerja di perusahaan.
Setahun setelah pensiun dari Freeport tahun 2015, Gabriel langsung diminta bergabung di Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika. Mengantongi SK Kepala Dinas Perhubungan kala itu Johannes Rettob, dirinya ditugaskan membantu pengamanan dalam merintis dibukanya terminal Bandara Mozes Kilangin Sisi selatan.
Salah satu tugas yang cukup menyita perhatian kala itu adalah ikut terlibat dalam mempercepat operasional terminal baru sisi selatan.
Dirinya menjadi salah satu petugas yang selalu diminta pimpinan daerah untuk membantu mencarikan solusi agar terminal baru bisa beroperasi bulan Januari 2016.
Hal serius lainnya kisah Gabriel adalah membantu memperlancar keluarnya ijin slot time pesawat Batik Air untuk bisa mendarat di Bandara Moses Kilangin.
Melalui wadah GRIB, Gabriel menyurati Kepala Bandara Timika, tembusan Avco dan PT Freeport Indonesia. Isi suratnya mempertanyakan mengapa tidak mengijinkan slot time pesawat, sementara pejabat daerah sudah mempublikasi bahwa Januari Batik Air masuk Timika.
“Setelah pensiun dari Freeport, saya sempat ketemu pak John Rettob. Saat itu pak John bertanya Pak Jhon sampaikan butuh pengalaman demi keamanan. Sejak saat itu saya bergabung di Dishub,” paparnya Gabriel yang mengaku dengan lisensi dan pengalaman, dirinya dipercayakan menjadi koordinator pengamanan di Bandara.
Setelah menunggu hampir setahun, akhirnya pada Februari 2019 Subagio, Kepala Bandara Timika menginformasikan bahwa PT Freeport sudah mengeluarkan ijin operasional Batik Air dan berlaku sampai saat ini.
Selain ditugaskan sebagai penanggungjawab pengamanan area terminal, Gabriel juga diberi tugas tambahan mengawasi tahapan pembangunan hanggar dan pengecoran apron.
“Saya bersyukur semuanya berjalan lancar. Sekarang Dishub sudah tidak lagi lakukan pengamanan, dan diserahkan ke pihak ketiga,” kenang Gabriel. (antonius djuma)