TIMIKA, Koranpapua.id- Kardinal Robert Francis Prevost resmi terpilih menjadi Paus baru menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang wafat tanggal 21 April 2025.
Setelah dipilih menjadi Paus, Kardinal Robert yang memilih nama kerasulannya ‘Paus Leo XIV’, kini resmi menjadi pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia.
Terpilihnya Paus Leo XIV itu, terjadi melalui pemungutan suara yang berlangsung, Rabu 7 Mei 2025 di Kapel Sistina.
Terpilihnya Paus baru yang ke-267 ini hanya dalam waktu sekitar 26 jam yang dihitung sejak proses Konklaf dengan ditutupnya pintu Kapel Sistia pada Rabu 7 Mei 2025.
Paus baru terpilih setelah tiga kali pemungutan suara. Di mana, sebelumnya muncul dua kali asap hitam, menandakan Konklaf belum memiliki nama untuk Paus baru.
Konfirmasi terpilihnya Paus Leo XIV ini ditandai dengan munculnya asap putih dari cerobong asap di atas Kapel Sistina.
Muncul asap putih disambut riuh umat yang hadir menunggu Konklaf di lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Diikuti lonceng berdentang di Basilika Santo Petrus.
Konfirmasi berikutnya, Paus baru dinyatakan resmi sudah ada setelah diumumkan dari Basilika Santo Petrus, dengan ucapan “Habemus Papam”, artinya “Kita Memiliki Paus”.
Sekitar hari Jumat 9 Mei 2025 pukul 00.20 WIB, terpantau dari tayangan langsung dari kanal Youtube jaringan televisi EWTN dari Vatikan.
Cardinal Proto-Deacon, Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus mengumumkan nama Paus yang baru terpilih hasil Konklaf.
“Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang artinya “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, kita memiliki Paus”
“Robert Prevost. Paus Leo XIV!”.
Mengutip AP News, Kardinal Robert Prevost yang terpilih menjadi Paus baru Gereja Katolik, memilih nama Paus Leo XIV.
Disebutkan, Robert Prevost, sebagai Paus Leo XIV, adalah orang Amerika pertama yang jadi Paus dalam 2.000 tahun sejarah Gereja Katolik.
Paus Leo XIV kini berusia 69 tahun, menghabiskan masa pelayanannya di Peru.
Sebelumnya, Robert Prevost adalah Prefek Departemen Uskup, Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin di bawah Paus Fransiskus.
Mengutip Catholic News Agency, pada saat Konklaf pemilihan Paus Fransiskus dibutuhkan lima kali pemungutan suara selama dua hari.
Pemilihan Paus Benediktus XVI melalui empat kali pemungutan suara selama dua hari, dan pemilihan Paus Yohannes Paulus II butuh delapan kali pemungutan suara selama tiga hari.
Sementara salah satu Konklaf yang tercatat yang tercepat di era modern adalah saat terpilihnya Paus Yohanes Paulus I pada tahun 1978. (Redaksi)