TIMIKA, Koranpapua.id– Helikopter milik operator penerbangan Intan Angkasa Air Service dikabarkan ditembak di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin 5 Agustus 2024.
Informasi yang diterima koranpapua.id menyebutkan bahwa helikopter yang piloti Glen Malcolm Conning, warga negara asing itu, terbang dari Bandara Moses Kilangin menuju Lapter Alama sekitar pukul 11.00 WIT.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak keamanan dan otoritas resmi maupun perusahaan pemilik helikopter terkait peristiwa ini.
Saulus Pokniangge, Kepala Puskesmas (Kapus) Alama yang dihubungi koranpapua.id melalui sambungan telepon malam ini membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Benar terjadi penembakan. Saya sudah terima laporan dari Alama melalui radio Puskesmas,” ujar Saulus yang ketika dihubungi sedang berada di Timika.
Dikatakan, ketika terjadi peristiwa tersebut terdapat empat orang tenaga kesehatan yang hendak kembali bertugas di Puskesmas Alama.
Selain empat Nakes juga ada dua Balita yang ikut dalam penerbangan itu. “Dua Balita itu anak-anak dari dua ibu Nakes yang ada di helikopter itu,” paparnya.
Empat Nakes yang ikut dalam penerbangan itu dilaporkan saat ini dalam kondisi selamat.
Mereka masing-masing bernama, Kolariak Gwijangge (kepala tata usaha), Hasmaya (bidan), Naomi Kambu (gizi) dan Demianus Pakege (bagian umum).
“Empat Nakes itu akan kembali bertugas setelah libur sebulan di Timika. Karena kami di Puskesmas kerjanya sistem rolling. Nanti empat orang naik, empat petugas turun ke Timika,” jelasnya.
Sebagai Kapus Alama, Saulus menyampaikan dirinya sangat kecewa atas kejadian itu.
Apalagi keterangan yang diterimanya, empat Nakes sebelumnya sempat disandra, setelah negoisasi baru dilepaskan kembali.
“Mereka (Nakes-Red) sekarang sudah dievakuasi ke Puskesmas. Sebelumnya mereka sempat disandera,” timpal Saulus.
Ia sangat menyayangkan oknum-oknum yang terlibat dalam kasus tersebut, apalagi sampai melakukan penyanderaan.
“Jujur saja saat ini para Nakes merasa trauma. Saya belum tahu perkembangan malam ini. Apakah mereka aman atau tidak,” timpal Saulus dengan suara serak.
Dijelaskan, selama ini terdapat delapan Nakes yang bertugas di Puskesmas Alama.
Dan untuk pengangkutan petugas, baik dari Timika ke Alama maupun sebaliknya, pihaknya sudah melakukan kontrak dengan helikopter.
Kontrak dengan helikopter ini sudah berjalan selama dua tahun tanpa kendala, termasuk tidak ada gangguan keamanan kepada Nakes yang bertugas di wilayah itu.
“Helikopter ini sudah kerjasama dengan Puskesmas dan sangat membantu penerbangan untuk petugas kesehatan di Alama. Kenapa ini bisa terjadi, karena selama ini aman-aman saja,” tanya Saulus.
Peristiwa ini menurut Saulus sudah dilaporkan Reynol Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika.
Dan sesuai petunjuk Kadis, pada kesempatan pertama delapan Nakes yang bertugas di Alama segera dievakuasi ke Timika.
“Besok semua Nakes dievakuasi ke Timika. Karena situasi di Alama belum kondusif dan teror terus terjadi. Kami sudah koordinasi dengan Satgas untuk evakuasi”.
Terkait dengan kondisi pilot yang dikabarkan terluka dalam peristiwa itu, Saulus menyampaikan dirinya belum mengetahui secara pasti. Apakah sempat tertolong atau meninggal dunia.
“Belum ada informasi jelas soal kondisi pilot terakhir,” tambahnya. (Redaksi)