TIMIKA, Koranpapua.id- Tim Seleksi (Timsel) telah menetapkan 12 nama yang lolos seleksi tahap assessment center dan pemeriksaan kesehatan calon pengurus yang akan menduduki posisi manajerial di Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) periode 2024-2029.
Dari 12 nama yang ada, selanjutnya akan ditetapkan empat orang untuk menduduki jabatan penting yakni, direktur, wakil direktur, sekretaris dan bendahara YPMAK.
Jika keputusan lolos pada tahapan seleksi sebelumnya berada di tangan Timsel, berbeda untuk penentuan empat posisi penting yang diputuskan melalui rapat yang dihadiri tujuh orang Dewan Pembina YPMAK.
Dengan komposisi empat orang Dewan Pembina YPMAK merupakan perwakilan PT. Freeport Indonesia (PTFI), maka Freeport harus benar-benar mengimplementasikan komitmennya untuk memberdayakan putra Kamoro dan Amungme untuk menempati empat posisi itu.
Demikian pernyataan Simon Kasamol, Praktisi Hukum dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Simon Kasamol dan Rekan di Mimika Papua Tengah kepada koranpapua di kantornya, Selasa 30 Juli 2024.
“Pada unsur pembina didominasi Freeport, sedangkan dari unsur Pemkab Mimika, Lemasko dan Lemasa hanya diwakilkan masing-masing satu orang. Sehingga totalnya ada tujuh pembina,” ujar Simon.
Menurutnya, dengan komposisi ini jelas berpengaruh terhadap penentuan empat nama yang akan menduduki jabatan manajerial di YPMAK.
“Berbeda dengan tahap awal hingga assesment. Semua prosesnya dikawal oleh Timsel. Tetapi untuk empat besar dari 12 nama yang lolos kewenangan besar ada di para pembina,” jelas Simon.
Simon menegaskan ini saatnya Freeport benar-benar menunjukan komitmennya untuk memberdayakan putra Kamoro dan Amungme, sehingga tidak hanya sekedar slogan.
Simon menilai, 12 nama kandidat yang sudah dinyatakan lolos mempunyai kemampuan manajerial yang sangat baik.
Sehingga sudah bisa diketahui siapa yang layak dan pantas menempati empat jabatan tersebut sesuai posisinya.
“Karena dari 12 nama mempunyai kopetensinya masing-masing dan tidak diragukan lagi. Apalagi ada yang statusnya masih bekerja di Freeport, YPMAK, ada yang berkecimpung di organisasi sosial kemasyarakatan,” pungkasnya.
Simon sangat berharap Freeport dapat membuktikan bahwa benar-benar memberdayakan putra Amungme dan Kamoro, dengan empat posisi penting ditempati oleh kedua suku ini.
“Suku-suku kekerabatan sifatnya mereka mendukung, sebagai pendamping adik-adik kita kedepan,” katanya.
Sebagai putra daerah, Simon ingin sekali melihat secara nyata, apakah keputusan nanti sesuai dengan perkataan yang selama ini dilontarkan bahwa Freeport siap memberdayakan Amungme dan Kamoro.
Apabila dalam keputusan para pembina nanti tidak berpihak pada putra Amungme dan Kamoro, maka pernyataan dan komitmen yang dibangun Freeport selama ini hanya di atas kertas dan tidak mempunyai nilai apa-apa.
“Freeport perlu membangun suatu kepercayaan kepada masyarakat dua suku besar ini,” tegasnya.
Disampaikan bahwa para pembina perlu belajar dari pengalaman lima tahun lalu, dimana pada tahapan seleksi diikuti mantan pengurus dan dinilai kurang mempersiapkan diri secara baik.
Berbeda dengan proses seleksi saat ini, hampir semua peserta mempersiapkan diri sangat baik.
Ini bisa dilihat dengan begitu banyak muncul wajah-wajah baru putra-putri dari Amungme dan Kamoro yang bertarung dalam seleksi untuk menempati posisi manajerial.
“Saat ini putra Kamoro dan Amungme dari sisi SDM sudah siap. Sehingga pembina YPMAK yang terdiri dari empat unsur harus memberikan kesempatan bagi kedua suku ini menempati empat posisi yang ada,” tandasnya.
Kepada delapan orang yang belum lolos dalam keputusan rapat para pembina, Simon berharap jangan berkecil hati.
“Jika keempat orang yang diputuskan menempati empat jabatan penting membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di posisi kepala biro bisa mengambil mereka,” saran Simon.
Dengan demikian sudah dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga untuk seleksi mencari SDM yang nantinya ditempatkan pada posisi jabatan dibawahnya. (Redaksi)