TIMIKA, Koranpapua.id– Biro Pelayanan Anak Remaja Kingmi Klasis Mimika Koordinator Amungsa selenggarakan Youth Camp 2024.
Kegiatan akan dilaksanakan selama tiga hari, dimulai Senin 29 Juli sampai Rabu 31 Juli 2024 bertempat di Graha Eme Neme Yauware.
Pelaksanaan kegiatan yang baru pertama kali ini mengangkat tema ‘Selamatkan Anak Menangkan Generasi’.
Sementara sub tema ‘Melalui Youth Camp Anak Remaja Kuat Dalam Berfikir dan Berkarya Sesuai Otoritas Firman Demi Mengalahkan Kejahatan Dunia’.
Pieter Edoway, Ketua Panitia Youth Camp 2024 menjelaskan dalam mendukung pertumbuhan iman anak-anak dalam gereja, panitia menyelenggarakan beberapa kegiatan kerohanian.
Diantaranya perlombaan talent show dengan menampilkan kemampuan dalam menekuni seni musik, pidato, cerdas cermat, dan kegiatan lainnya.
“Youth Camp 2024 ini merupakan yang perdana di Amungsa khusus untuk anak remaja Gereja Kemah Injil di Tanah Papua,” jelas Pieter Edoway kepada koranpapua.id, Minggu 28 Juli 2024.
Pieter mengungkapkan melalui momen ini, pihaknya ingin membentuk watak dan karakter anak remaja Kingmi dalam bentuk pelayanan di sekolah, gereja maupun di pemerintahan.
Kedepan mereka akan bertumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai takut akan Tuhan.
Manfaat lainnya bertujuan agar anak remaja Kingmi bisa dijauhkan dari pergaulan bebas, Narkoba, seks bebas maupun kegiatan-kegiatan negatif yang dapat merusak masa depan mereka.
Dikatakan melalui event ini, Kingmi di Tanah Papua Klasis Mimika mempunyai harapan besar, sebagai peletak dasar utama menyiapkan anak-anak remaja sebagai generasi penerus 10 sampai 20 tahun kedepan.
Mereka diharapkan bisa menjadi pemimpin di daerah ini, baik di gereja, masyarakat maupun di pemerintahan.
“Lewat sekolah minggu dan kegiatan kerohanian lainnya seperti ini kita mulai membentuk karakter mereka, supaya mereka memiliki sifat dan perilaku yang bisa menangkal hal-hal negatif,” jelasnya.
Mereka juga bisa menguasai diri dalam menghadapi cobaan dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Terutama hal-hal yang tidak diinginkan oleh orang tua, agama dan guru di sekolah.
Pieter mengakui, di tengah pesatnya perkembangan teknologi sangat berdampak terhadap tingkat pergaulan seks bebas di kalangan remaja. Hal itu dikarenakan sangat mudah mengakses hal-hal yang berbau pornografi.
Apabila hal semacam ini tidak dideteksi secara dini dengan mengajarkan hal-hal positif, maka dapat merusak masa depan anak-anak sendiri.
Ia mengajak kepada semua anak remaja Amungsa untuk memanfaatkan kesempatan baik ini, dengan serius terlibat dalam menimba nilai-nilai positif yang diperoleh melalui kegiatan ini.
Sebagai orang tua, Pieter sangat berharap tumbuh kembang anak mendapat perhatian dari pemerintah, orang tua di rumah, gereja, sekolah maupun oleh lembaga apa saja yang mempunyai kepedulian terhadap masa depan anak.
Sebagai ketua panitia, Pieter menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa tenaga, materi, moril dan dana untuk menyukseskan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini. (Redaksi)