JAKARTA, Koranpapua.id– Pemuda Katolik menyoroti berbagai isu yang terjadi di Tanah Papua perlu membutuhkan penanganan kolaboratif dari berbagai pihak.
Hal itu terungkap dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pemuda Katolik I tahun 2025 sebagaimana disampaikan Stefanus Gusma, Ketua Umum Pemuda Katolik dalam keterangannya, Minggu 23 November 2025.
Dikatakan, isu soal Papua itu disampaikan saat Rapimnas yang turut dihadiri Ketua Komda, pastor moderator, dan Komandan Paskokat se-Tanah Papua dengan rekomendasi dan program kolaboratif.
“Kehadiran mereka menegaskan pentingnya perspektif Papua dalam menyusun strategi Nasional, termasuk peran pemuda Katolik dalam bermitra dengan pemerintah,” ujar Gusma.
Isu prioritas yang dibahas dalam Rapimnas itu antara lain, HAM, hutan adat, sumber daya manusia, lingkungan hidup, stunting, peluang bisnis, disabilitas, literasi dan tata kelola pemerintahan.
Semua pembahasan mengacu pada tema Partisipasi dan Kolaborasi Pemuda Katolik dalam Mendorong Akselerasi Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang menekankan kontribusi Pemuda Katolik dalam menangani persoalan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan.
“Papua termasuk salah satu perhatian utama kami. Pemuda Katolik harus aktif menjembatani proses pembangunan agar tepat sasaran, adil, dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat asli Papua,” ujar Gusma.
Melkior N. N. Sitokdana, Ketua Departemen Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik, menekankan, pentingnya peran pemuda dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Papua.
Menurutnya, peran pemuda Katolik sangat strategis dalam menjembatani pemerintah dan masyarakat, agar program pembangunan benar-benar tepat sasaran dan berdampak nyata.
“Kami Gugus Tugas Papua bersama Komda se-Tanah Papua siap berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk mendorong percepatan pembangunan di Papua,” kata Melkior.
Selama tiga tahun terakhir, Departemen Gugus Tugas Papua aktif menjalankan program edukatif, termasuk literasi digital dan literasi menulis.
Termasuk advokasi isu sosial, ekonomi dan politik. Pada periode kedua, fokus gerakan diperkuat melalui kolaborasi lintas-sektor yang lebih terukur.
Pemuda Katolik juga berkomitmen memperkuat kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, salah satunya mendukung Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua.
Meski mendukung pemerintah, pemuda Katolik tetap memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan yang mengabaikan aspek fundamental dan berpotensi merugikan masyarakat.
Untuk diketahui, Rapimnas ini turut diselenggarakan di Bogor pada 21–23 November 2025, yang dihadiri Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Ketua Komda, Pastor Moderator dan perwakilan Paskokat dari seluruh Indonesia. (Redaksi)








