NDUGA, Koranpapua.id- Pencarian terhadap 23 korban banjir dan longsor yang terjadi di Distrik Dal dan Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 1 November 2025, kini perlahan membuahkan hasil.
Dari 23 warga yang sebelumnya dilaporkan hilang terseret banjir dan longsor di dua distrik tersebut, 10 diantaranya telah ditemukan.
Perkiraan sementara seluruh korban yang dinyatakan hilang sudah meninggal dunia.
Adapun rincian korban dari dua distrik tersebut yakni, 15 orang di Distrik Dal dan delapan orang korban di Distrik Mebarok.
Dari total 15 korban banjir yang meninggal dunia di Distrik Dal, sembilan diantaranya telah ditemukan dan sedang dalam proses identifikasi. Sedangkan enam korban lainnya masih proses pencarian.
Sementara itu, dari delapan korban jiwa di Distrik Mebarok, baru 1 korban yang ditemukan pada hari kejadian.
Tujuh korban lainnya masih dalam proses pencarian karena tertimbun longsor.
Kementerian Sosial Salurkan Bantuan
Kementerian Sosial Republik Indonesia menyalurkan bantuan untuk korban banjir dan longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga.
Bantuan disalurkan melalui Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura, Papua.
“Kementerian sosial mengirimkan bantuan logistik kedaruratan melalui Gudang BBPPKS Papua yang selanjutnya didistribusikan kepada warga yang terdampak,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam keterangan tertulis resminya, Rabu 12 November 2025.
Bantuan logistik sudah didistribusikan ke Distrik Dal pada Minggu 9 November 2025 dan Senin 10 November 2025.
Bantuan yang diberikan terdiri dari makanan siap saji sebanyak 500 paket, makanan anak 504 paket, tenda gulung 200 lembar.
Selimut dan kasur masing-masing 100 lembar, family kit 100 paket, sandang dewasa 300 paket, serta sandang bayi 200 paket.
Bantuan penanganan bencana alam untuk korban di Distrik Mebarok rencananya didistribusikan pada 11-14 November 2025 dengan menyesuaikan keadaan.
Jalur yang dilalui untuk mencapai lokasi kejadian cukup ekstrem. Sehingga menghambat pendistribusian bantuan.
“Asesmen dan pendataan korban terdampak sampai saat ini masih dilakukan dan terus berkembang,” ujarnya.
Saifullah mengungkapkan, jalur darat dari Distrik Mbua menuju Distrik Dal membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam dengan berjalan kaki.
Sementara itu, dari Distrik Kuyawage ke Distrik Mebarok butuh Waktu 2-3 hari dengan berjalan kaki.
Kemudian, cuaca yang tidak bisa diprediksi, serta jaringan telepon seluler maupun internet yang terbatas menjadi hambatan lainnya dalam proses pendistribusian bantuan.
Selain bantuan logistik, Kemensos juga menyiapkan bantuan kedaruratan melalui belanja langsung di lokasi yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat terdampak banjir dan longsor.
Jenis bantuan belanja langsung untuk Distrik Dal terdiri dari, beras 500 kg, mie instan 2.500 bungkus, minyak goreng (1 liter) 500 botol, gula 50 kg, kopi bubuk dan garam dapur masing-masing sebanyak 50 bungkus, dan biskuit 500 bungkus.
Kemudian barang bantuan belanja langsung untuk Distrik Mebarok berupa beras 500 kg, mie instan 2.500 bungkus, minyak goreng (1 liter) 500 botol, gula 50 Kg.
Termasuk kopi bubuk dan garam dapur masing-masing sebanyak 50 bungkus, biskuit 500 bungkus, sandang dewasa 100 pasang, pakaian anak 100 stel, serta tenda gulung 30 lembar.
Adapun berdasarkan data sementara yang dihimpun, total ada 530 kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana ini.
Dari jumlah tersebut, 350 KK di antaranya berada di Distrik Dal, dan 180 KK lainnya di Distrik Mebarok. (Redaksi)










