TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah kembali melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kali ini, GPM dipusatkan di Kampung Limau Asri Barat, Distrik Iwaka, Kamis 13 Maret 2025.
Yulius Koga, Kepala DKP Mimika, mengatakan GPM yang dilakukan bertujuan untuk menekan laju inflasi dan menjaga stabilitas harga selama Bulan Ramadhan 1446 Hijriah tahun 2025.
Dikatakan, GPM yang juga melibatkan distributor, kelompok tani dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akan dilaksanakan sebanyak enam kali selama Ramadhan hingga Idul Fitri nanti.
“Ini upaya kami menekan laju inflasi dan mengimbagi harga pasar. Namun karena bertepatan dengan Ramadhan jadi GPM kami tambah dari biasanya yang dua kali sebulan,” ujarnya.
Menurut Yulius, GPM merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu, bahkan sering ditanyakan masyarakat.
“Semua masyarakat menunggu jadwal pasar murah ini. Bahkan, banyak yang sering tanya kapan pasar murah akan dilaksanakan,” tuturnya.
Dia menambahkan, untuk mendukung pelaksanaan GPM sepanjang tahun 2025, DKP telah menyiapkan dana sebesar Rp1,7 miliar.
Sementara itu, Frans Kambu, Pelaksana Harian Asisten Bidang Ekonomi Pemkab Mimika, menilai GPM dapat menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik.
Melalui GPM juga dapat memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi selama Bulan Suci Ramadhan.
“Pasar murah ini untuk membantu masyarakat yang muslim selama Ramadhan dan sebentar lagi menyambut Idul Fitri,” pungkasnya.
Dikatakan, GPM adalah bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
Agus salah satu warga SP5 mengaku sangat senang dengan adanya operasi pasar murah ini.
Menurutnya, dirinya bisa membeli sejumlah kebutuhan dengan harga yang lebih murah dari harga di pasaran.
“Saya senang dengan pasar murah ini, mengingat di Bulan Ramadhan beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan,” kata Agus.
Dia menyarankan agar kedepan sistem penjualan diatur dengan baik dan komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat diperbanyak.
“Kalau boleh lapak dan komoditas yang dijual ditambah, jangan satu lapak sehingga tidak banyak orang ikut antri. (Redaksi)