TIMIKA, Koranpapua.id- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua Tengah sukses melaksanakan perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama, Selasa 7 Januari 2025.
Perayaan berlangsung di halaman upacara Pusat Pemerintahan (Puspem) SP3, dihadiri Valentinus S. Sumito, Pj Bupati Mimika.
Hadir juga Forkompimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, anggota DPRD Mimika, TNI-Polri, ASN dan masyarakat Mimika.
Perayaan ditandai dengan penyalaan lilin oleh Pj Bupati Mimika, Ketua DPRD Mimika, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Mimika, dan doa berantai yang dibawakan oleh perwakilan enam tokoh agama.
Jhon Bunai, Pr, dalam pesan Natal dan Tahun Baru Bersama menyampaikan bahwa, saat manusia jatuh dalam dosa, manusia kehilangan beberapa hal.
Pertama, manusia kehilangan citra Allah. Karena melawan Allah maka citra Allah kembali kepada Allah.
Kedua, roh yang menggetarkan manusia untuk taat akhirnya kembali kepada Allah. Ketiga, manusia kehilangan jalan untuk kembali kepada Allah.
Tiga hal inilah menjadi alasan mengapa Allah begitu besar tinggalkan surga dan turun ke dunia menjadi 100 persen manusia dan 100 persen Allah.
Dalam pemulihan citra Allah tidak bisa dilakukan oleh nabi maupun rasul siapapun, hanya oleh anak Allah Yesus nama-Nya untuk menebus dosa manusia.
Yesus turun ke bumi lahir di kandang yang hina karena iblis merendahkan kodrat citra Allah menjadi tanah kembali.
Yesus turun ke dunia Membangun ulang untuk menemukan citra Allah kembali. Bagaimana menemukan ruang nafas dalam diri-Nya, untuk bisa mengetahui jalan kembali ke surga.
Jhon Bunai mengatakan, Yesus turunkan derajat ke Allahan-Nya lebih hina dari pada manusia yang berdosa.
Lahir di kandang yang sangat hina untuk mengangkat manusia dari bawah kehinaan itu, agar menemukan kembali citra Allah yang hilang dalam diri-Nya.
Sehingga Yesus berkata ‘Engkau melihat Saya maka engkau melihat Bapa dan engkau mendengar Saya maka engkau mendengar Bapa. Engkau dalam Saya, Saya dalam engkau’.
“Melihat Yesus kita menemukan citra Allah yang hilang dalam diri kita. Itu kebanggaan dan ini adalah anugerah. Ini adalah suatu syukuran yang Tuhan berikan kepada kita,” ungkapnya.
Disampaikan, Yesus telah melakukan tender proyek menuju jalan keselamatan.
“Hal paling utama saudara-saudara muslim mengenal Isa Almasih putra dari Siti Maria dan umat Nasrani menyebutnya Yesus Sang Juru Selamat”.
Ada di dalam Dia pasti ke surga. Syarat pertama hidup dalam Yesus adalah rendah hati dan hidup biasa-biasa saja.
Namun melalui Allah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Karena pada saat lahir kita tidak membawa apa-apa, begitupun pada saat kembali. Yang sama hanyalah membawa gelar almarhum dan almarhumah.
Pada momen suka cita tersebut, RD Jhon Bunai, Pr menitipkan enam point penting yang harus dibuat oleh masyarakat di tahun 2025 untuk kemajuan Papua kedepan.
- Harus membangun kolaborasi. Semua yang ada dan hidup di tanah Papua bisa berkolaborasi, bekerjasama-sama tanpa membedakan asal usul suku dan agama.Kolaborasi mulai dari pemerintah, TNI-Polri, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama untuk memajukan Papua yang disebut surga kecil yang jatuh ke bumi.
- Harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Tujuannya supaya tidak menimbulkan rasa sakit hati. Jangan muncul rasa curiga dan jangan menimbulkan pikiran-pikiran negatif.Toleransi ini penting karena Yesus datang lahir dalam hati untuk membuka hati menerima orang lain apa adanya, supaya sama-sama bekerja membangun negeri ini.
- Kedepankan komunikasi. Semua hal harus dibicarakan secara baik supaya bisa menemukan jalan keluar agar tidak menimbulkan rasa curiga.Karena Allah sendiri awal mulanya dimulai dengan bicara. Dimana roh Allah melalui malaikat berbicara dengan Maria, sehingga roh Allah masuk ke dalam daging rahim Maria. Melalui bicara baru firman menjadi manusia.
- Harus saling mengerti budaya masing-masing. Masyarakat yang datang dari luar ke tanah Papua harus belajar budaya masyarakat asli Papua di Mimika.Begitupun sebaliknya, orang asli Mimika harus belajar juga budaya saudara-saudara yang datang dari luar.Ini bertujuan agar semua bahagia karena hidup dalam suatu kerukunan dan penuh kedamaian dalam persaudaraan.
- Harus membangun kesetaraan tidak ada yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Karena nama baik lebih berharga dari pada harta kekayaan.
- Dalam kolaborasi membangun Mimika dan Papua Tengah harus berbagi tugas dengan melibatkan semua pihak. Jangan membangun sendiri sebab jika jatuh akan hancur lebur. (Redaksi)