TIMIKA, Koranpapua.id– Petrus Paliambaa, Kepala Disperindag Mimika mengatakan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025 ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non subsidi di SPBU tidak boleh kosong.
Hal ini disampaikan Petrus kepada Arifin, Manager SPBU 8499901 Nawaripi Timika ketika Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPDI) melakukan pemantauan BBM di SPBU Nawaripi, Selasa 3 Desember 2024.
Untuk diketahui Tim TPDI yang dipimpin Frans Kambu, Plt Asisten II Setda Mimika merupakan gabungan dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Mimika.
Diantaranya, Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bulog dan Badan Pusat Statistik.
Ketika berada di SPBU Nawaripi, Petrus juga menyampaikan dalam Inspeksi Mendadak (Sidak) ini, tim juga ingin memastikan hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi antara Disperindag, Pertamina dan SPBU.
Dimana dalam rapat sebelumnya telah disepakati bahwa, pelayanan jiregen noselnya untuk nelayan harus dipisahkan dengan nosel kendaraan agar tidak terjadi antrean.
Kepada Arifin, Petrus menyarankan untuk tidak terjadi antrean panjang maka apabila persediaan BBM masih ada, sebaiknya pelayanan dibuka pukul 06.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT.
Ini bertujuan semua pengendara yang mengantre tidak pulang kosong, dengan demikian dapat mengurangi antrean hari berikutnya.
Ini juga berlaku untuk pelayanan kepada para nelayan yang datang membeli menggunakan jiregen.
Menjawab permintaan untuk pemisahan nosel kendaraan dengan pengisian jiregen, Arifin berjanji akan dilakukan akhir Desember 2024.
Pertamina Melayani Sesuai Permintaan
Sementara Vifki Leondo, Sales Branch Manager Papua Tengah II PT Pertamina Papua Niaga menyampaikan penyaluran BBM jenis solar, pertalite dan pertamax disesuaikan dengan permintaan.
Jatah untuk Mimika selama tahun 2024 sesuai BPH Migas, untuk solar sekitar 8.700 kilo liter dan pertalite 30.000 kilo liter.
Ia juga memastikan ketersediaan BBM selama Nataru tetap aman. Saat ini sementara build up stock untuk mengatasi keterbatasan supplay dua minggu kedepan.
Selain BBM jenis solar, pertalite dan pertamax, ketersediaan minyak tanah juga aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mimika.
Vifki menyampaikan untuk jangka panjang mengurangi antrean pengisian BBM, melalui kerjasama dengan vendor akan menambah pembukaan SPBU di wilayah Irigasi.
Ia juga menuturkan bahwa untuk kebutuhan nelayan dilayani BBM subsidi yang jumlahnya sesuai kebutuhan yang tertera dalam surat ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, Diskoperindag dan Dinas Perikanan.
Surat yang dikeluarkan secara terintegrasi antar OPD ini sudah dilengkapi dengan kode barcotnya.
“Jadi jumlahnya berapa banyak minyak sudah dihitung oleh dinas teknis sesuai dengan kebutuhan. Berapa lama melaut, jarak yang ditempuh, kapasitas mesin jhonsonnya berapa PK,” jelas Vifki.
Sementara Frans Kambu dalam kesempatan itu mengingatkan kepada Vifki dan Arifin, selama Nataru untuk menekan terjadinya lonjakan perlu menyediakan tempat pelayanan khusus kepada para nelayan.
Persediaan Beras dan Pangan Hewani Masih Aman
Selepas dari SPBU Nawaripi, tim bergerak menuju Kantor Bulog Timika. Kedatangan Tim disambut Riki Jailani Iba, Asisten Manajer Operasional Bulog Timika bersama staf.
Kepada TPID Mimika, Riki menyampaikan persediaan beras ini mencukupi hinggga awal Januari 2025.
Selanjutnya tinggalkan Bulog menuju gudang ayam beku milik Baharuddin di Jalan Hasanudin.
Sesuai hasil pemantauan ayam beku dari Surabaya mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Mimika hingga awal Januari.
Selanjutnya tim memantau harga pangan hewani di Pasar Sentral. Berdasarkan pemantuan daging ayam potong yang dijual pedagang Rp40 ribu per kilogram.
Ikan lema Rp35 ribu per kilogram, bawang merah dan bawang putih Rp55 ribu per kilogram, cabai rawait Rp80 ribu per kilogram, wortel Rp25 ribu per kilogram dan daging babi 200 ribu per iris.
Usai pemantuan, Petrus Paliamba menjelaskan TPID turun langsung ke lapangan bertujuan untuk melihat dan mendengar kondisi riilnya seperti apa.
Berdasarkan pemantuan ini akan mencocokan kembali dengan data yang diperoleh dari laporan petugas selama ini. Jika terjadi perbedaan harga akan dilakukan evaluasi.
Namun kata Petrus, berdasarkan hasil pemantuan tersebut sejauh ini harga bahan makan masih terpantau stabil, kecuali lombok yang naik harga mencapai Rp80 ribu per kilogram.
Ia berharap kondisi ketersediaan bahan makanan ini tetap terpenuhi, agar daya beli masyarakat menjelang hari raya dapat terjangkau.
Petrus mengatakan dari sektor ekonomi (Disperindag) sesuai anggaran yang ada, untuk mengendalikan harga pasar akan dilakukan pasar murah dengan sasaran masyarakat dalam kota.
Sementara Frans Kambu menjelaskan, TPID ini setiap bulan lakukan pengawasan harga di pasar untuk mengetahui kondisi riil di lapangan. Tujuan untuk mengendalikan harga agar menekan inflasi.
Ia mengakui sesuai hasil pemantuan harga kebutuhan pokok masih stabil, belum mengalami lonjakan.
Ia menyebutkan harga telur ayam ras sesuai ukuran masih dijual berkisar mulai Rp60 ribu, Rp70 ribu dan 75 ribu per rak. (Redaksi)