TIMIKA, Koranpapua.id- Sebanyak 40 kader dibekali sejumlah pengetahuan seputar pendampingan terhadap anak-anak terlantar yang ada di Kabupaten Mimika.
Pembekalan yang diselenggarakan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mimika di salah satu hotel di Timika, Kamis 17 Oktober 2024.
Dinsos menghadirkan dua pemateri dalam pembelakan itu, masing-masing dari Dinas Kesehatan Mimika dan Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Kemensos Jayapura.
Petrus Yumte, Kepala Dinas Sosial melalui Jenni Padallingan, Kepala Seksi Jaminan Perlindungan Anak menjelaskan, 40 kader peduli anak terlantar ini, berasal dari 20 kampung dan kelurahan.
Setiap kampung dan kelurahan mengutus dua orang perwakilan dari distrik Mimika Baru, Wania dan Kwamki Narama.
Jenni menyebutkan, tugas para kader ini memberikan pendampingan terhadap anak-anak kurang beruntung di setiap wilayah kerjanya.
Untuk menambah wawasan pengetahuan, puluhan kader dibekali sejumlah materi. Diantaranya, bagaimana memperhatikan kondisi kesehatan anak, merawat diri secara mandiri, dan menjaga kesehatan alat reproduksi sedini mungkin.
Materi kesehatan reproduksi ini penting dengan tujuan supaya menghindari terjadinya perkawinan usia muda.
Melalui pelatihan ini diharapkan para kader mampu mendampingi anak-anak, bahwa diatas usia 20 tahun minimal baru diperbolehkan untuk menikah.
“Tujuannya supaya pada saat melahirkan anak sebagai generasi masa depan yang benar-benar berkualitas baik fisik maupun kesehatannya,” ujarnya.
Jenni menjelaskan selain materi kesehatan, para kader juga diberikan materi yang berhubungan dengan bagaimana mengenali persoalan sosial, yang kerap dihadapi anak-anak dan dapat menimbulkan kerugian pada diri anak.
“Materi ini disajikan oleh narasumber dari Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Kemensos Jayapura. Mereka diberi pengetahuan seputar tindakan preventif atau mencegah sebelum anak terjerumus dalam persoalan Narkoba, lem aibon dan lain-lain,” paparnya.
Strategi yang akan dilakukan para kader di masyarakat dengan mengadakan ibadah rutin setiap bulan, ada kegiatan kelas bersama dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan.
“Untuk kerjasama dengan Dinas Kesehatan lebih diutamakan menyiapkan guru yang sudah bersertifikasi. Kegiatan lain menumbuhkan minat dan bakat dibidang olahraga,” pungkasnya.
Ia mengungkapkan, mulai tahun 2024 ini, Dinsos akan membentuk kelas minat dan bakat bermain futsal dan voli. Kegiatan ini dilakukan dalam dua minggu sekali dalam sebulan.
Jenni menambahkan, selain 40 kader ini Dinsos juga menyiapkan masing-masing kampung dua kader untuk membantu kader kampung.
Dalam pendampingan, kader bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan kesehatan, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan berkaitan dengan perlindungan dan kekerasan anak dalam rumah tangga.
“Kami harapkan untuk menjalankan program ini ada dukungan dari pemerintah kampung dan kelurahan”.
Ia mengakui berdasarkan hasil evaluasi Dinsos, sejauh ini anak-anak yang didampingi sudah terlihat mengalami perubahan. Anak-anak yang awalnya sulit diatur, sekarang sudah mulai menerima dan berubah.
Ini dikarenakan dalam pembinaan diterapkan sistem pendekatan kekeluargaan atau humanis.
“Hingga saat ini berdasarkan data Dinsos terdapat 219 anak kurang beruntung yang mendapat pendampingan,” timpalnya. (Redaksi)