TIMIKA, Koranpapua.id- Pada periode September 2024, Kabupaten Mimika, Papua Tengah mengalami inflasi telur ayam dan daging babi sebesar empat persen.
Kondisi ini berdampak terhadap naiknya harga telur dan daging babi di Timika.
Untuk menurunkan harga dua komoditi itu, perlu diimbangi dengan mengkonsumsi ikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein.
Hal itu disampaikan Valentinus S. Sumito, Pj Bupati Mimika di hadapan ratusan warga yang berbelanja di stand Gerakan Pasar Murah yang berlangsung di halaman Graha Eme Neme Yauware, Rabu 16 Oktober 2024.
“Mengkonsumsi ikan banyak memberi manfaat bagi kesehatan. Apalagi saat ini terjadi inflasi telur dan daging babi di Mimika,” ujar Valentinus.
Salah satu langkah untuk menekan inflasi telur ayam dan daging babi, masyarakat perlu memasyarakatkan konsumsi ikan.
Valentinus mengungkapkan, ikan merupakan produksi terbesar dari kelompok-kelompok bahan makanan yang ada di Mimika.
Pada tahun 2023 lalu, total produksi ikan di Mimika mencapai 51.830 ton dengan harga jual sangat terjangkau.
Direktur Otda Kemendagri ini berharap melalui Gerakan Pangan Murah tahun 2024 dapat menstabilkan ketersediaan dan distribusi pangan serta menurunkan inflasi.
Yulius Koga, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mimika juga mengajak masyarakat Mimika lebih banyak makan ikan.
Selain harganya terjangkau ikan memiliki sumber gizi yang tinggi, tidak kalah dengan telur dan daging babi.
Ia mengakui meskipun Mimika sudah masuk kategori swasembada pangan telur, namun harganya masih tinggi.
Sedangkan mahalnya daging babi dipengaruhi ketersediaan sedikit pasca wabah ASF menyerang ternak babi di Timika beberapa bulan lalu. (Redaksi)