TIMIKA, Koranpapua.id- Mesin Gibrik yang akan ditempatkan di Pusat Daur Ulang (PDU) sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, saat ini sedang dalam proses pemansangan instalasi jaringan listrik.
Pemasangan jaringan listrik pada dua mesin Gibrik, masing-masing berpakasitas dua ton perhari dilakukan oleh Kamsi dan Sugiono, teknisi dari PT Makmur Tadhikator Terdepan (MTT).
Proses pemasangan yang dimulai, Sabtu 21 September 2024 langsung dipantau Petrus Yumte, Pj Sekda Mimika didampingi Frans Kambu, Plt. Kepala DLH Mimika serta para Kabid dan Kasie.
Selain dikunjungi langsung Pj Sekda pada momen yang sama, H. Ilham, pimpinan Bank Sampah Timika juga hadir memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam proses pengolahan sampah ini
Frans Kambu menjelaskan pemasangan instalasi jaringan listrik langsung dilakukan oleh vendor yang memenangkan tender pada tahun 2023.
Frans menuturkan, untuk pengadaan mesin menggunakan pos anggaran APBD 2023. Meski demikian mesin tersebut belum bisa dioperasikan, karena terkendala belum adanya perencanaan anggaran untuk pemasangan jaringan listrik dari PLN ke PDU.
“Namun baru bisa kami lakukan pemasangan pada tahun 2024 ini dan sekarang sudah ada,” jelas Frans.
Kendala lainnya, vendor yang mempunyai tanggungjawab untuk merakit mesin ini terlambat datang ke Timika.
“Kita bersyukur sekarang mereka sudah tiba kemarin dan hari ini mereka mulai rakit,” katanya.
Frans menyampaikan, pemasangan dua mesin ini langsung disaksikan Pj Sekda Mimika, karena sesuai harapan Pj. Bupati Valentinus bahwa, tidak ingin melihat wajah Kota Timika kotor penuh dengan tumpukan sampah.
Pemasangan hingga running mesin masih menjadi tanggungjawab vendor, termasuk memberikan pelatihan bagi karyawan sebagai operator.
Ia menjelaskan vendor mesin ini dari Bayumas tempat DLH dan Anggota DPRD Mimika melaksanakan studi banding tahun lalu.
“Jadi sistem pengolahan sampah ini mengadopsi pengolahan sampah Kabupaten Banyumas,” timpalnya.
Dengan beroperasinya mesin pengolahan sampah ini, kata Frans Mimika menjadi kabupaten pertama di Papua Tengah dan Papua umumnya.
Frans berharap dalam menjalankan pengolahan sampah diperlukan dukungan penuh dari masyarakat dan pihak-pihak yang peduli sampah, dengan membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jam yang sudah diatur.
Frans menambahkan setelah beroperasinya PDU, mulai tahun 2025 DLH akan anggarkan lagi untuk pengadaan mesin serupa yang nantinya ditempatkan di beberapa distrik.
“Nanti tim DLH turun survei lokasi di beberapa distrik untuk tempat pembangunan PDU. Penanganannya akan bekerjasama dengan pemerintah distrik dan kelurahan setempat,” jelasnya.
Untuk fasilitas PDU yang sudah disiapkan pemerintah, dalam operasionalnya kedepan akan dilimpahkan kepada pihak ketiga sebagai pengelola.
Karena tugas pemerintah hanya sebagai fasilitator bukan sebagai penanggungjawab operasionalnya.
“Jadi awalnya kita jalankan dulu. Dalam perjalanan ada pihak swasta yang bersedia kelola kita hibahkan. Tujuannya supaya ada keterlibatan masyarakat dalam menangani sampah,” katanya.
Kedepan PDU menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah serta menjadi peluang lapangan kerja.
“Khusus untuk perekrutan tenaga operator mesin ini menjadi kesempatan bagi tenaga daftar tunggu persampahan saat ini. Kalau mereka mau dengan gaji sekian kita pakai mereka untuk sebagai karyawan dan jadi prioritas, “pungkasnya.
Kamsi selaku teknisi mengungkapkan pemasangan jaringan listrik serta perakitan mesin mampu diselesaikan dalam jangka waktu seminggu.
“Ini tidak lama kalau semuanya sudah ada. Listrik juga sudah ada. Kami target satu minggu,” jelasnya. (Redaksi)