TIMIKA, Koranpapua.id– Peristiwa penembakan yang menewaskan Mr. Glen Malcolm Conning, pilot helikopter milik PT. Intan Angkasa Air Service dan penyenderaan terhadap empat tenaga kesehatan di Distrik Alama, Mimika, Papua Tengah, Senin 5 Agustus 2024, seharusnya tidak boleh terjadi.
Pasalnya mereka yang bekerja di dua sektor ini menjalani profesi mulia, apalagi bersedia melayani masyarakat Papua yang sangat jauh dan terisolir.
“Jujur mendengar berita ini hati terasa teriris, apalagi perlakuan itu ditujukan kepada pilot dan tenaga medis,” ujar Luky Mahakena, S.Sos. M.Si, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Mimika kepada koranpapua.id, Selasa 6 Agustus 2024.
Dikatakan Luky, pilot dan tenaga kesehatan yang bertugas sampai ke wilayah pedalaman Mimika, tidak semata-mata karena mendapatkan upah, tetapi juga dikarenakan panggilan hati untuk melayani masyarakat.
“Tugas mereka sangat mulia, karena melayani masyarakat yang jauh dari kota. Mereka harus rela tinggalkan keluarga hanya karena sebuah pengabdian. Harap hargai dan jangan sakiti mereka,” ungkap Luky.
Dikatakan, kasus penembakan pilot dan penyanderaan tenaga medis perlu mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Aparat keamanan diminta untuk bergerak cepat melakukan pengejaran terhadap para pelaku demi penegakan hukum.
Ini bertujuan agar kedepannya kasus seperti ini tidak terulang lagi, dan tidak menjadi catatan buruk yang bisa berdampak terhadap pelayanan pada dua sektor tersebut.
“Kejadian ini pasti membuat trauma para tenaga kesehatan dan pilot. Mereka bisa berpikir dua kali untuk melayani masyarakat di wilayah pedalaman Mimika. Jadi perlu ditangkap pelakunya,” pinta Luky.
Dikatakan, tindakan para pelaku merupakan pelanggaran hukum dan atensi masuk HAM Internasional.
“Apapun alasannya kasus ini tidak bisa dibenarkan. Pelayanan transportasi dan kesehatan sangat vital karena berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan tujuan untuk membangun peradaban,” tegas Luky.
Aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kata Luky, akan sangat berdampak terhadap mengganggunya penyelenggaraan pembangunan.
“Pemerintah daerah, TNI-Polri perlu lebih tanggap dan selalu waspada terhadap pergerakan semua kelompok kriminal yang sengaja menghambat aspek pembangunan dalam NKRI,” tandasnya.
Seperti diberitakan media ini kemarin, dalam kasus tersebut, selain pilot tewas ditembak, KKB juga membakar helikopter serta sempat menyandera empat empat tenaga medis dan dua Balita yang ikut dalam penerbangan itu.
Keempat tenaga medis yang hendak kembali bertugas di Puskesmas Alama itu yaitu, Kolariak Gwijangge (kepala tata usaha), Hasmaya (bidan), Naomi Kambu (gizi) dan Demianus Pakege (bagian umum).
Saulus Pokniangge, Kepala Puskesmas Alama mengatakan, dirinya sangat menyayangkan terjadinya peristiwa itu.
Menurutnya, selama dua tahun pihaknya sudah melakukan kontrak dengan perusahaan pemilik helikopter untuk mengangkut tenaga kesehatan dari Timika ke Alama dan sebaliknya.
Selama dua tahun ini semua aktivitas berjalan normal tanpa ada gangguan keamanan. “Kenapa ini bisa terjadi, sungguh sangat disayangkan,” ujarnya.
Sesuai petunjuk Kepala Dinas Kesehatan Mimika, hari ini Selasa 6 Agustus 2024, delapan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Alama dievakuasi ke Timika.
Ini bertujuan agar para tenaga kesehatan tidak mengalami trauma berkepanjangan, apalagi situasi di Alama pasca peristiwa itu belum kondusif. (Redaksi)