TIMIKA, Koranpapua.id – Rencana Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mimika membangun Jembatan Merah (JM) senilai Rp35 miliar mendapatkan kritikan dari berbagai kalangan.
Banyak yang meminta agar rencana proyek JM yang menghubungkan Jalan Irigasi Ujung menuju Jalan Poros SP5, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, dipending sementara.
Thobias Maturbongs, Anggota DPRD Mimika kepada koranpapua.id, Kamis 4 Juli 2024 mengatakan, jembatan dengan panjang 60 meter, dengan konstruksi mirip JM Jayapura, belum terlalu urgent untuk dibangun di Timika.
Apalagi menelan dana APBD Mimika yang sangat besar mencapai Rp35 miliar. Menurut Thobias, dana sebesar itu sebaliknya dialihkan untuk mendanai program-program yang lebih bermanfaat.
Salah satu program yang saat ini sangat dibutuhkan dan memerlukan dukungan dana pemerintah adalah di sektor pendidikan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk pelayanan kesehatan masyarakat.
“Kebutuhan masyarakat masih banyak di pendidikan dan kesehatan. Lebih baik bangun di pesisir dan gunung dan fokus perbaiki SDM kita,” ungkap Thobias saat ditemui di Kantor DPRD Mimika.
Menurutnya pembangunan JM Timika belum waktunya, karena masih banyak hal urgent yang perlu diprioritaskan pemerintah daerah.
“Kalau jembatan itu boleh lah, tapi tidak untuk saat ini. Karena masih banyak kepentingan masyarakat yang lain,” katanya.
Dikatakan, visi misi mantan Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob (sekarang Plt Bupati Mimika-Red) membangun Mimika dari kampung ke kota.
Namun dalam perjalanan duet kepemimpinan Omaleng-Rettob, rencana pembangunan dari kampung ke kota belum maksimal terlaksana.
“Pembangunan Jembatan Merah itu jangan buat gaya-gaya saja,” seloroh Thobias. (Redaksi)