TIMIKA, Koranpapua- Tingkat kematian ternak babi milik masyarakat Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah akibat terserang ganasnya virus African Swine Fever (ASF) terus meningkat.
Berdasarkan update terbaru, jumlah kematian ternak babi terhitung sejak tanggal 16-27 Februari 2024 sudah mencapai 2.938 ekor. Data tersebut dikeluarkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak-Keswan) yang diterima Koranpapua.id, Kamis 29 Februari 2024.
Ribuan ekor babi yang mati ini tersebar di lima distrik, yakni Distrik Kwamki Narama terdapat tujuh ekor, Distrik Kuala Kencana 47 ekor, Distrik Iwaka sembilan ekor, Distrik Mimika Baru 1.445 ekor, Distrik Wania 943 ekor dan tanpa alamat atau nama tercatat 487 ekor.
Babi yang mati dikuburkan di lahan milik Pemerintah Kabupaten Mimika yang letaknya jauh dari pemukiman warga. Sedangkan yang tidak dilaporkan ke Disnak-Keswan dikuburkan sendiri oleh pemiliknya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Bakti Erma Surfani menjelaskan, penyakit ASF hampir sama dengan Covid-19. Apabila satu ekor sudah tertular, maka secara otomatis akan menyebar ke semua babi yang ada di kandang.
Sementara drh. Sabelina Fitriani, M.Si, Kadisnak-Keswan mengatakan, virus ASF mampu bertahan hidup dalam suhu panas 65 derajat atau kondisi dingin sekalipun.
Sabelina menuturkan, sampai saat ini pihaknya belum memiliki vaksin. Karenanya kepada peternak, ia menyarankan untuk tetap menjaga bio sekuriti kandang.
Dengan cara selalu membersihkan lantai kandang yang disikat menggunakan bayclean, sabun dan disemprot dengan disinfektan.
Peternak juga diminta untuk menjaga lalulintas ternak babi, jangan keluar masuk secara bebas atau memindahkan babi ke kandang yang lain.
Kemudian kepada masyarakat Toraja, Batak, Flobamora untuk sementara waktu dilarang memotong hewan babi dalam setiap acara kekeluargaan.
Tips lain untuk mencegah meluasnya virus ASF ini yakni, daging babi yang tidak habis dimakan jangan dibuang, tetapi harus dikubur.
Ini bertujuan agar sisa makanan tidak dihinggap lalat atau dimakan tikus dan burung. Karena lalat, tikus dan burung merupakan media penyebaran ASF.
Sedangkan kepada peternak yang hendak melanjutkan usahanya, Sabelina menganjurkan agar membuat kandang di lokasi baru yang jauh dari pemukiman. (Redaksi)