Timika – Pelaksanaan rapat Dewan Smart City yang dipimpin Plt Bupati Mimika Johannes Rettob hanya dihadiri oleh dua kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintahan Kabupaten Mimika.
Program smart city bukan semata-mata mengenai aplikasi dan teknologi. Tetapi juga kebijakan pemerintah daerah melingkupi regulasi, tatacara, prosedural dengan tujuan memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Kedua pimpinan OPD yang hadir yakni Antonius Welerubun, Kepala Dinas Perikanan dan Slamet Sutedjo, Kepala Dinas Disdukcapil. Sementara OPD yang lain hanya mengutus Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Kepala Seksi.
Rapat yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mimika ini dengan Focus Group Discussion tentang Pengembangan dan Pengelolaan Ekosistem Kabupaten dan Kota Cerdas, berlangsung di Hotel Horison Ultima, Rabu 31 Mei 2023.
Hadir sebagai narasumber masing-masing Dr. Techn. Wikan Danar Sunindyo, S.T., M.Sc, Ir. A Windy Gambetta, MBA, Adi Mulyanto S.T. M.T.
Hadir juga Doddi Septian serta Nofandi Surya dari ITB yang juga sebagai pembimbing gerakan menuju 100 smart city Kemenkominfo untuk Kabupaten Mimika.
Sebagian besar pimpinan OPD yang tidak hadir beralasan sedang mengikuti kegiatan di luar kota. Mengingat pentingnya FGD, Jhon Rettob meminta Diskominfo kembali mengagendakan pertemuan serupa dengan menghadirkan semua pimpinan OPD tanpa diwakilkan.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan ini menegaskan, rapat ini merupakan finalisasi untuk membawa smart city Mimika ke tingkat Nasional di Surabaya tanggal 12-15 Juni 2023.
Melalui rapat tersebut bisa disepakati apa saja yang sudah berjalan, dan program mana yang belum terlaksana. Hasilnya akan dibawa dalam rapat evaluasi smart city Nasional pertama tahun 2023 di Surabaya.
“Memang dalam rapat-rapat sebelumnya selama ini dewan smart city belum pernah hadir, sehingga masukan dan pikiran yang disampaikan dalam evaluasi Nasional Smart City hanya berasal dari Dinas Kominfo saja,”ujar Jhon Rettob.
John sangat menyayangkan setiap rapat membahas smart city banyak pimpinan OPD yang masuk dalam Dewan Smart City selalu berhalangan hadir.
“Hari ini kita bisa lihat hanya dua kepala dinas yang hadir. Rapat ini sangat krusial terkait hak hidup bersama yang harus disampaikan,” paparnya.
Namun demikian Jhon berharap rapat hari ini (Rabu-Red) dapat menyepakati program-program apa saja, yang akan disampaikan dalam rapat evaluasi di Surabaya.
Kepada Diskominfo setelah evaluasi nasional, kembali menjadwalkan rapat Dewan Smart City dengan menghadirkan narasumber yang sama.
Belum efektifnya smart city di Mimika dikarenakan semua masih bekerja secara parsial tidak kolaborasi dan tidak koordinasi.
Padahal melalui rapat Dewan Smart City dapat menghasilkan kesepakatan bersama terkait program apa saja yang akan dilakukan kedepan.
“Rapat smart city di Surabaya menjadi berkat buat Mimika. Mimika harus bisa menjadi tuan rumah rapat evaluasi kedua nasional tahun 2023,”harap Jhon sembari meminta semua OPD siap, karena akan dihadiri semua kabupaten/kota di Indonesia.
Pada momen itu sekaligus bisa dimanfaatkan untuk menjual sumber daya alam Mimika kepada daerah lain. Karena selama ini evaluasi selalu dipusatkan di Jakarta. Sekarang sudah berubah kabupaten mana yang siap akan menjadi tuan rumah.
Sebagai kepala daerah, Jhon berharap semua pihak harus seirama dalam mendukung smart city. Ini bertujuan agar Mimika terhindar dari eliminasi 100 kabupaten/kota yang hanya disebabkan tidak bisa melaksanakan smart city dengan baik.
Program smart city bukan semata-mata mengenai aplikasi dan teknologi. Tetapi juga kebijakan pemerintah daerah melingkupi regulasi, tatacara, prosedural dengan tujuan memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Ia mencontohkan Kota Madya Madiun. Regulasinya sederhana tapi mendapat penghargaan nasional. Semua OPD hanya diberikan dana Rp100 juta untuk menyelesaikan semua kegiatan.
Mulai dari penangan sampah dan lain-lain. Semua kebijakan yang smart ini berdampak kepada masyarakat.
Disebutkan prodak unggulan Mimika pada beberapa kali mengikuti evaluasi nasional hanya Disdukcapil yang tampil mewakili Mimika.
Terkait itu, John menyampaikan terima kasih kepada Disdukcapil yang telah mengembangkan inovasi mulai dari regulasi dan pelayanan mudah.
Seandainya tanpa Disdukcapil Mimika mungkin sudah lama dieliminasi. Mulai tahun 2024, smart city menjadi standart pelayanan kepada masyarakat. Jhon meyakini dengan program smart city masalah sampah juga bisa diatasi. (redaksi)