“Kita berharap dari tiga indikator yang ingin dicapai yakni eliminasi, memutus rantai penularan HIV dan menurunkan angka kematian melalui pengobatan dan menghilangkan stigma dan diskriminasi bisa tercapai,”ujar Reynold.
Timika – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah kini memiliki mesin M-PIMA yang berfungsi memeriksa Viraload Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquiret Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Untuk tahap pertama melalui APBD Tahun 2023, kedua alat ini dipasang di Puskesmas Mimika Baru dan Puskesmas Timika Jaya SP2.
Dengan M-PIMA masyarakat yang hendak memeriksa sampel HIV-AIDS tidak perlu jauh-jauh lagi ke RSUD, tinggal mendatangi dua puskesmas terdekat. Melalui pemeriksaan viral load bertujuan agar tindakan medis terhadap virus dalam darah lebih cepat.
Reynold Ubra, Kadinkes Mimika dalam jumpa pers di Hotel Horison Diana, Sabtu 27 Mei mengatakan, pemasangan alat ini sangat membantu masyarakat yang akan memeriksakan HIV. Masyarakat bisa datang secara mandiri dan jangan takut untuk periksa HIV di dua Puskesmas yang ada.
Dengan M-PIMA bisa lebih awal mendeksi HIV, dengan demikian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar virus dalam darah. Virus di dalam darah ditoleransi 1000 kopi per mili. Jika mencapai diatas 1000 kopi maka langsung dilakukan tindakan medis. Dokter akan mengambil Langkah, apakah diberikan minuman ARV atau mengkonsumsi obat lain sebelum ARV.
“Kita berharap dari tiga indikator yang ingin dicapai yakni eliminasi, memutus rantai penularan HIV dan menurunkan angka kematian melalui pengobatan dan menghilangkan stigma dan diskriminasi bisa tercapai,”ujar Reynold.
Upaya memutus mata rantai adalah mencegah penularan HIV dari ibu hamil kepada anaknya. Termasuk masyarakat harus dengan kesadaran sendiri datang memeriksa ke fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data Dinkes, dari 180 ibu hamil, 17 diantara positif HIV, walaupun hanya 10 persen namun dengan jumlah tersebut masuk kategori tinggi.
Jika lima sampai sepuluh tahun lalu berbicara HIV-ADIS merupakan sesuatu yang tabu, sekarang menjadi hal yang biasa. Justru yang masih sering terkena malaria yang menjadi masalah, sebab dianggap penyakit kuno karena berkaitan dengan gaya hidup, termasuk pen+yakit kusta.
“Lebih baik kena HIV daripada diabetes atau jantung yang harus minum obat sepanjang hidup. Orang Dengan HIV-AIDS (OTDA) hanya dengan minum obat secara teratur kadar virusnya bisa menurun dan tetap sehat,”ujar Reynold. Hidup di era digital yang masih kena malaria dan kusta sebenarnya kembali kepada gaya hidup.
Reynold menambahkan masalah HIV, malaria dan TBC ditargetkan pada tahun 2030 harus sudah tereliminasi sesuai hasil komitmen bersama 198 negara PBB Millennium Development Goals (MDGs).
Untuk di Timika dalam mendeteksi HIV sudah cukup baik. Tetapi lebih baik jika mengetahui lebih awal berapa cadangan virus dalam darah. Untuk pembiayaan barang habis pakai termasuk jasa petugas, bisa dilakukan melaui rekening dua puskesmas. Karena status puskesmas sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga klaimnya ke Dinas Kesehatan.
Perlu diketahui tes Viral load HIV adalah tes yang digunakan untuk mengukur jumlah virus HIV di dalam darah. Sedangkan jumlah virus HIV di dalam darah disebut viral load, yang dinyatakan dalam satuan kopi per mililiter (mL) darah. (redaksi)