TIMIKA, Koranpapua.id– Mungkin menjadi suatu kabar gembira bagi masyarakat Papua. Universitas Katolik (UNIKA) yang siap mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkarakter segera hadir di Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Dr. Petrus Bahtiar, Ketua Tim Pendirian Kampus UNIKA kepada Koranpapua.id melalui sambungan telepon menjelaskan, persiapan pendirian UNIKA Papua sudah sampai pada tahap meng-upload dokumen pada Portal Siaga Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan RI.
Surat ijin operasionalnya juga sudah diterima Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XII dan sekarang tinggal menunggu jawaban dari Kepala LLDIKTI.
“Kita berharap ijinnya secepatnya keluar, dalam waktu dua minggu mendapat kunjungan lapangan langsung ke kampus. Kami sudah upload dokumennya minggu lalu setelah konsultasi dengan LLDIKTI,” jelas Petrus.
Untuk tahap awal, UNIKA akan membuka empat Program Studi (Prodi) yaitu, Prodi Teknik Sipil, Prodi Arsitektur, Prodi Farmasi dan Prodi Akuntansi. Sedangkan yang sudah ada saat ini Prodi Filsataf Teologi pada Sekolah Tinggi Teologi Fajar Timur.
Dengan demikian nantinya UNIKA memiliki lima Prodi, yang menjadi salah satu syarat mendirikan sebuah universitas.
Petrus berharap ijin operasionalnya keluar sebelum Agustus 2023, sehingga bisa dilanjutkan dengan penerimaan mahasiswa baru angkatan pertama. Namun apabila ijinnya keluar lewat Bulan Agustus, maka pembukaan penerimaan mahasiswa angkatan pertama dilaksanakan pada Tahun Akademik 2024.
“Meskipun UNIKA namun didalamnya tidak ada Prodi Guru Agama, alasannya sudah ada Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik (STPK) Jayapura,” jelas Petrus.
Dikatakan, kegiatan pelaksanaan kuliah untuk sementara menggunakan kompleks SMA Taruna Bakti di Waena sambil menyiapkan fasilitas sendiri. Saat ini Keuskupan Jayapura sudah menyiapkan lahan yang cukup memadai sebagai tempat pembangunan Kampus UNIKA.
Sedangkan target jumlah mahasiswa baru setiap Prodi minimal 50 orang. Meski demikian, pihaknya tidak bisa membatasi minat calon mahasiswa yang hendak mendaftar, mengingat empat prodi yang dibuka sangat diminati masyarakat.
Apalagi UNIKA dalam pengembangan pendidikan lebih memperhatikan kualitas, dan tidak terfokus pada bisnis. Salah satu ciri pendidikan Katolik adalah pengembangan karakter dan kedisiplinan. Ini menjadi role model untuk pembeda dengan perguruan tinggi lain.
Untuk kesiapan SDM tenaga dosen sudah menjadi bagian penting dalam kelengkapan dokumen yang dikirim ke Kementerian Pendidikan dan Riset. Sesuai syarat minimal setiap Prodi ada lima dosen dan sudah memenuhi syarat.
Mayoritas tenaga pengajar berada di Jayapura, dan berencana akan mendatangkan dari luar Papua, dengan harapan suatu saat menjadi dosen tetap berkarya di Jayapura.
Semua tenaga dosen akan dikontrak oleh Yayasan Sekolah Tinggi Teologi Katolik (STTK) dibawah pengawasan lima wilayah regional keuskupan di Papua dan dua ordo yakni OFM dan OSA. Lima keuskupan Yakni Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Agats, Keuskupan Manokwari-Sorong dan Keuskupan Timika.
Aloysius Giay, Dewan Penasehat Pendirian UNIKA menuturkan, wacana menghadirkan UNIKA Papua merupakan suatu pergumulan panjang sejak tahun 1980 oleh semua komponen masyarakat, tokoh intelektual terutama umat Katolik di tanah Papua.
Niat ini menjadi salah satu poin pembahasan dalam Sinodal Keuskupan Jayapura tahun 2016 lalu. Menindaklanjuti keputusan Sinodal beberapa tokoh Katolik dibawah ketua tim Doktor Petrus Bahtiar mulai bekerja dengan mendapat dukungan penuh Uskup Jayapura, Monsinyur Yanuarius Theofilus Matopai You, Pr.
Kehadiran kampus ini juga mendapat respon positif dari Gubernur Papua sejak Maret 2023 lalu. “Semangat percepat melahirkan UNIKA ini mendapat perintah dari Uskup Yanuarius. Maka kami sebagai umat Katolik wajib melanjutkan misi mulia ini untuk segera wujudkan UNIKA yang bermutu dan berkualitas,” jelasnya.
Target Awal Penerimaan Mahasiswa Baru 1.000 Orang
Aloysius Giay juga menyampaikan bahwa, nama kampusnya saat ini sementara dibahas. Ada dua nama yang diusulkan yakni UNIKA Fajar Timur Papua atau UNIKA Atmajaya Papua.
Mengusulkan nama UNIKA Atmajaya dengan alasan meminjam nama besar Atmajaya yang sudah terkenal. Sehingga dari sisi marketingnya tidak susah. Namun ada beberapa tokoh mengusulkan UNIKA Fajar Timur dengan alasan salah satu fakultasnya sudah ada.
Soal sosialisasi keberadaan UNIKA Papua ini sudah dilakukan pertemuan dengan lima Uskup pada 7 Juni lalu di Jayapura. Pada rapat itu ada penandatanganan kesepatakan mendukung hadirnya UNIKA Papua.
Dalam kesepakatan itu dengan catatan empat fakultas menjadi milik Keuskupan Jayapura sedangkan Fakultas Filsafat dan Teologi menjadi tanggung jawab bersama lima keuskupan.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua ini menjelaskan pada Sabtu lalu telah mencapai suatu kesepakatan bersama Bupati Jayapura dengan seluruh tokoh umat Katolik. Bahwa Kampus UNIKA Papua mulai berdiri tahun ini dan berencana untuk segera launching penerimaan mahasiswa baru.
Namun karena ada berbagai pertimbangan lain agar semua beres baru diluncurkan supaya tidak terkesan tergesa-gesa. Lokasi perkuliahan untuk sementara menggunakan fasilitas SMA Taruna Papua. Setelah berjalan baru dibangun kampus di tempat yang strategis di lahan milik Keuskupan Jayapura.
Dikatakan, sesuai persyaratan semua sudah terpenuhi bekerjasama dengan SMA Taruna Waena dan SPKP. Keduanya milik Keuskupan Jayapura. Dikatakan semua prodi sudah disiapkan tinggal dua prodi yang masih tertunda yakni Prodi Keperawatan dan Kedokteran.
Visi dan Misi UNIKA Papua
Adapun Visi UNIKA adalah Menjadi Episentrum Pendidikan Global Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia Timur melalui spirit intelektual populis dan spritual ekologis.
Sedangkan misinya Universitas Katolik Atmajaya Papua :
(1) Menjadi titik pusat pendidikan di Indonesia Timur dalam memproduksi manusia yang literat untuk mengabdikan segenap pengetahuan dan kemampuannya melalui dharma pendidikan dan pengajaran;
(2) Menjadi wahana penelitian yang konsisten dalam membangun kesadaran akademis untuk terus memosisikan alam dan manusia sebagai rekan sekerja dalam mencapai kebaikan bersama;
(3) Memproduksi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam spirit keberpihakan dan pemberdayaan warisan dan potensi lokal alam dan masyarakat. (redaksi)