SURABAYA, Koranpapua.id– Warga Papua yang bermukim dan melanjutkan pendidikan di wilayah Provinsi Jawa Timur, diimbau untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan.
Himbauan ini disampaikan O.D.J.S Halley, Ketua Persatuan Alumni Papua dan Tokoh Masyarakat Papua di Jawa Timur sebagaimana diterima media ini, Jumat 5 Desember 2025.
Dalam himbauannya, Halley menekankan pentingnya peran aktif warga Papua dalam menciptakan suasana damai.
Sekaligus menjaga nama baik masyarakat Papua di tengah keberagaman kehidupan sosial yang ada di Kota Pahlawan Surabaya.
Maraknya status facebook muda mudi Papua yang menuliskan, “Malam sambut tahun baru adalah hari mabuk sedunia”, juga perlu melihat situasi mahasiswa Papua di Jawa Timur yang seakan mengaminkan hal itu.
Halley selaku pemimpin Persatuan Alumni Papua Jawa Timur mengatakan, mabuk bukan identitas Orang Papua.
“Saya selama 47 tahun hidup bersama anak Papua di Jawa Timur, saya tahu bagaimana sumber daya manusia Papua mati hanya karena mabuk,” tegasnya.
“Kita mau harap siapa lagi? Kita bangga dengan identitas Orang Asli Papua (OAP), yang membuat orang di luar kadang menganggapan OAP adalah kelas high tetapi kita sendiri tidak menjaga diri,” lanjutnya.
Orang Papua mengalami degradasi kepercayaan terhadap Tuhan dan ideologi Pancasila.
Kondisi ini memperburuk pola pikir Orang Papua dengan menganggap hal mabuk-mabukan adalah lumrah, dan akan terus dibawa sampai ke luar Papua, khususnya yang sedang belajar di Jawa Timur.
“Pola pikir ini yang harus dirubah. Harusnya bersyukur, bukan dengan mabuk-mabuk,” ucap Halley.
Anak-anak Papua yang merantau untuk belajar dan membangun masa depan, diajak untuk mampu hidup berdampingan dan saling menghargai.
Budaya Papua sangat menghormati tokoh adat, pemuka agama serta sesepuh dalam komunitas mereka.
Dalam budaya Papua, suara dari tokoh atau sesepuh dianggap sebagai arahan yang memiliki kekuatan moral dan sosial yang besar.
Sehingga lebih mudah diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat jika dibandingkan dengan himbauan dari pihak luar.
Budaya Papua yang mengutamakan rasa hormat terhadap tokoh adat, pemuka agama, dan sesepuh telah membentuk cara pandang warga Papua terhadap pemimpin mereka.
Halley juga menekankan bahwa menjaga citra positif masyarakat Papua di perantauan adalah tanggung jawab bersama yang harus dijaga. (Redaksi)










