JAKARTA, Koranpapua.id- Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menyampaikan duka cita terhadap empat korban gugur dalam insiden jatuhnya helikopter di Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Meutya mengatakan, para korban telah mendedikasikan diri demi mewujudkan pemerataan akses telekomunikasi di wilayah Papua
Empat orang pejuang telekomunikasi ini gugur saat menjalankan tugas pemeliharaan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring Timur.
“Kami berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini. Para almarhum adalah bagian dari garda terdepan yang mengabdikan diri untuk pemerataan akses telekomunikasi di Papua,” ujar Meutya di Jakarta.
“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ungkapnya.
Meutya mengatakan bahwa pengabdian para korban adalah wujud nyata perjuangan menghadirkan layanan telekomunikasi di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) yang penuh tantangan.
“Tugas mereka tidak mudah, penuh risiko, namun bermakna besar untuk Indonesia. Kami sangat menghargai pengorbanan dan jasa para almarhum yang telah berkontribusi nyata dalam menghadirkan layanan telekomunikasi di wilayah yang sulit dijangkau,” ungkapnya.
Semangat pengabdian para pejuang telekomunikasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh bangsa untuk terus mewujudkan konektivitas yang merata di setiap pelosok negeri.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada tim SAR, aparat keamanan, serta seluruh pihak yang terlibat dalam pencarian dan evakuasi korban.
Untuk diketahui, helikopter milik Intan Angkasa dengan kode PK-IWS, yang disewa PT Palapa Timur Telematika (PTT) untuk mendukung pemeliharaan tower telekomunikasi Palapa Ring Timur.
Helikopter hilang kontak pada Rabu 10 September 2025 saat melakukan penerbangan dari Ilaga, Kabupaten Puncak menuju Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Helikopter tersebut mengangkut empat orang penumpang, terdiri atas dua kru penerbangan serta dua karyawan PTT, yaitu almarhum Herwanto (35) dan almarhum Sulfiki Kurniawan (26).
Kontak terakhir dengan helikopter tercatat pada pukul 10.30 WIT sebelum sinyal komunikasi terputus.
Pada Kamis 11 September 2025, tim SAR yang dipimpin BASARNAS Timika dengan dukungan TNI AU/Lanud Timika, Kodim Mimika, Polres Mimika, dan pihak Intan Angkasa berhasil menemukan serta mengevakuasi seluruh penumpang dalam keadaan meninggal dunia. (Redaksi)