TIMIKA, Koranpapua.id– Persoalan stunting kini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah.
Karenanya semua pihak diharapkan berkolaborasi mengatasi masalah stunting yang ada di delapan kabupaten dalam wilayah Papua Tengah.
Deinas Geley, Wakil Gubernur Papua, mengatakan, untuk mengatasi persoalan stunting tidak semata menjadi tugas Dinas Kesehatan.
Tetapi menjadi tanggungjawan semua sektor dan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terutama yang berhubungan dengan Kesehatan ibu dan anak.
“Kualitas gizi sejak masa kehamilan akan menentukan tumbuh kembang serta kesehatan anak yang dilahirkan. Karenanya menjadi menjadi tanggungjawab bersama, bukan hanya Dinas Kesehatan,” tegas Deinas dalam siaran pers yang diterima koranpapua.id, Jumat 12 September 2025.
Deinas menekankan, keberhasilan dalam upaya penurunan stunting di Papua Tengah ditentukan oleh kebersamaan, baik pemerintah maupun instansi terkait lainnya.
“Jika hanya dilakukan oleh satu instansi maka penanganan stunting tidak berjalan maksimal sehingga dibutuhkan lintas sektor, lintas agama, dan lintas budaya,” ujarnya.
Dijelaskan, aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting yang dilakukan saat ini, merupakan kesempatan yang tepat untuk semua pihak berkomitmen dalam menekan kasus stunting.
“Falsafah lokal Papua yaitu ‘Satu Tungku Tiga Batu’ merupakan simbol dalam penanganan stunting,” tandasnya.
Menurut Deinas, filosofi ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Untuk diketahui data Elektronik Pencatatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) prevalensi stunting di Papua Tengah hingga Desember 2024 mencapai 11,58 persen atau turun 0,2 persen dari tahun sebelumnya 11,76 persen. (Redaksi)










