TIMIKA, Koranpapua.id– Hujan deras bukan lagi berkah bagi warga RT 03 Busiri Ujung, Kelurahan Pasar Sentral, Distrik Mimika Baru.
Setiap kali awan hitam menggantung di langit Mimika, mereka justru dihantui rasa cemas karena genangan air dipastikan kembali merendam rumah.
Bernadia, salah satu warga, menuturkan banjir di wilayah mereka bukan persoalan baru.
Hampir satu dekade, ia bersama puluhan kepala keluarga harus berhadapan dengan air yang datang dari arah kali yang tidak jauh dari rumah warga.
“Kalau dihitung mungkin sudah 10 tahun kami alami banjir. Dulu tidak begini, tapi sejak parit dibangun dari arah Timika Indah dan Jalan Perintis, semua pembuangan air larinya ke sini,” ungkapnya kepada koranpapua.id, Jumat 12 September 2025.
Ia mengaku, jika hujan deras mengguyur, ketinggian air bisa mencapai satu meter.
Puluhan rumah di kawasan Busiri Ujung, khususnya di Gang Melanesian, terendam hingga membuat warga harus berjibaku menyelamatkan barang berharga.

Tak hanya kerugian materi, banjir juga membawa ancaman kesehatan. “Airnya kotor. Anak-anak kalau main di genangan bisa cepat sakit,” tambahnya.
Senada dengan itu, Hayati, warga lain yang juga menjadi korban banjir, menuturkan musibah tersebut tak hanya terjadi saat hujan deras, melainkan hampir setiap kali hujan turun.
“Ini juga karena ada warga yang membangun rumah di dekat kali mempersempit aliran air, ditambah sampah kiriman dari luar. Kalau kali di keruk atau dibikin talut itu baru bagus,” jelasnya.
Kini, warga hanya berharap pemerintah daerah bisa segera bertindak nyata.
Mereka menuntut pembangunan talut atau tanggul penahan air agar banjir yang sudah menjadi langganan tidak lagi menghantui kehidupan mereka.
“Kami minta pemerintah perhatikan, bangun talut supaya kita aman. Kalau tidak, setiap hujan kita mengalami banjir terus,” pinta warga. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru