TIMIKA, Koranpapua.id- Prospek pengembangan usaha peternakan ayam potong di Timika kini semakin baik.
Pasalnya Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak-Keswan) telah melakukan kerjasama pemasaran dengan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Dalam kerjasama itu, PTFI melalui PT Pangan Sari Utama (PSU) bersedia menerima pasokan karkas ayam potong lokal Timika sebanyak 17 ton setiap bulan.
Dengan adanya kerjasama ini akan sangat membantu peternak ayam di Timika yang selama ini sedikit terkendala dalam pemasaran.
“Jadi sekarang peternak ayam potong segar di Timika jangan kuatir untuk pemasaran, karena setiap bulan bisa suplay ke Pangan Sari sebanyak 17 ton,” ujar drh. Sabelina Fitriani, Kadisnak-Keswan Mimika melalui Agustinus Mandang, Kabid Bina Usaha Peternakan kepada koranpapua.id, Kamis 5 September 2024.
Agustinus mengungkapkan kerjasama ini berlaku setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Johannes Rettob, Plt. Bupati Mimika bersama PTFI tahun 2023 lalu.
“Kerjasama pasok karkas daging ayam lokal segar sudah berjalan sejak Agustus hingga November 2023. Namun dalam perjalanan ada beberapa kendala maka mulai Januari 2024 oleh Disnak-Keswan mengganti pengepulnya dan terus berjalan sampai saat ini,” jelasnya.
Agustinus berharap melalui kerjasama ini, masyarakat Mimika bisa menangkap peluang untuk mengembangkan usaha peternakan ayam potong lokal segar.
Agustinus menyampaikan dengan kerjasama itu, peternak tidak perlu kuatir untuk pemasarannya. Namun yang terpenting pelaku usaha bergabung dengan Asosiasi Peternak Ayam Lokal Timika.
Karena asosiasi yang nantinya akan membantu melakukan koordinasi terkait dengan penjemputan dan penimbangan ketika ayam sudah memasuki usia panen.
“Dengan bergabung di asosiasi, Disnak-Keswan lebih mudah mengawasi dan koordinasi pada saat pemasaran. Selain itu mendapat kemudahan dari asosiasi dalam pengambilan ayam bersama pengepul di kandang, peternak tinggal menunggu di tempat,” paparnya.
Ia menyebutkan ayam yang dilepas ke rumah potong unggas ditimbang hidup dengan harga saat ini 29.000. Kedepan pihaknya akan mengadakan pertemuan untuk penentuan harga terbaru.
Agustinus menuturkan, meskipun kebutuhan ayam potong dipasok ke Pangan Sari mencapai 17 ton setiap bulan, namun masyarakat Mimika tidak perlu kuatir terjadi kekosongan persediaan ayam potong di pasaran.
Pihaknya menjamin persediaan ayam hidup di pasaran tetap ada guna memenuhi kebutuhan harian konsumen.
“Jadi tidak semua kita pasok ke Freeport. Sebanyak 17 ton ini kita pasok lewat asosiasi peternak ayam potong lokal,” jelasnya.
Dalam mendukung pengembangan peternak ayam potong, Agustinus mengatakan, Disnak-Keswan telah memberikan pembinaan dan pendampingan kepada peternak ayam, khususnya untuk Orang Asli Papua (OAP).
Disnak-Keswan juga menyediakan paket bantuan lengkap mulai bibit DOC, pakan dan material pembuatan kandang. Sehingga dengan adanya bantuan ini, peternak OAP hanya melakukan pemeliharaan hingga panen.
Melalui pendampingan dan bantuan paket lengkap ini, Agustinus berharap ilmu yang didapat dan sarana yang dibagikan dapat dikembangkan guna meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga OAP lewat sektor peternakan.
Selain memperhatikan peternakan OAP, Disnak-Keswan juga memberikan bantuan stimulus kepada peternak non OAP berupa DOC dan pakan yang disesuaikan dengan kapasitas kendang, sementara pakan berdasarkan jumlah DOC.
Ia mencontohkan peternak yang memiliki kendang dengan daya tampung 1.000 ekor akan diberikan sepuluh dos DOC dengan 60 karung pakan.
“Pada umumnya peternak non OAP sudah memiliki kandang, kami hanya bantu sifatnya stimulus dalam bentuk bibit dan pakan. Ini bagian dari spirit pemerintah supaya peternak tetap semangat dan bangkit menyediakan daging ayam lokal segar,” jelasnya.
“Mari kita saling rangkul, gotong royong dalam menyiapkan stok supaya bisa memenuhi kebutuhan 17 ton ini,” ajaknya.
Dengan adanya peluang pemasaran dengan jumlah besar ini, Agustinus mengajak para peternak agar lebih fokus dalam menyediakan pasokan daging ayam potong lokal segar.
Ia meyakini dengan kerjasama ini akan menjadi ‘pemantik’ lahirnya peternak-peternak baru di Timika.
Dengan demikian akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga dan dapat menjadi peluang kerja baru.
Agustinus berharap kedepan Mimika menjadi lumbung penyedia pangan daging ayam lokal segar yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Papua Tengah.
“Kalau sudah ada daging ayam lokal segar Timika, maka tidak perlu lagi kita pasok dari luar,” katanya. (Redaksi)