TIMIKA, Koranpapua.id- Malaria salah satu penyakit yang masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Mimika.
Malaria sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, anak Balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktivitas kerja.
Terkait dengan masih tingginya populasi malaria, PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran malaria dengan cara mengeliminasi jentik nyamuk anopheles.
Selain berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melakukan penyemprotan dinding rumah (indoor residual spraying) di setiap rumah masyarakat dan menabur abate, ada cara mudah yang dilakukan Freeport.
Berikut penjelasan Harry Joharsyah, Project Manager Tailing Utilization pada Kegiatan Pengendalian Malaria PTFI, Media Visit Hari Malaria Sedunia Tahun 2024 yang berlangsung di Kantor PHMC Kuala Kencana, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu 24 April 2024.
“Sebenarnya cara yang dibutuhkan untuk mengeliminasi nyamuk anopheles cukup sederhana. Dengan menutup lokasi-lokasi genangan air menggunakan material tailing. Dengan cara ini tidak merusak hutan,” jelas Harry.
Harry menuturkan, pemanfaatan pasir tailing sebagai pengendali malaria karena jumlah pasir tailing sangat banyak.
Meski demikian katanya, saat ini pemanfaatan tailing untuk pencegahan malaria belum massif, karenanya masih terus dikampanyekan secara luas.
Harry menjelaskan di tahun 2019, kasus malaria di sekitaran Rimba Papua Hotel cukup tinggi. Penyebabnya banyak hal, mulai dari faktor lingkungan sekitar dan jarak nyamuk terbang sekitar satu kilometer dari radius pemukiman padat penduduk.
Setelah dilakukan pengecekan bersama Malaria Control ternyata salah satu penyebabnya adalah banyak rawa-rawa yang digenangi air.
“Akhirnya kita coba membantu menutup daerah rawa-rawa supaya tidak ada genangan. Kami juga menimbun di area Bandara dengan tailing,” tandasnya.
Dengan penimbunan itu sangat membantu mengurangi jentik malaria dan penyebaran malaria ke daerah Timika, karena area yang sebelumnya basah dan digenangi air sudah dikeringkan. (Redaksi)