TIMIKA, Koranpapua.id– Persoalan kenaikan pangkat yang selama ini terus dikeluhkan oleh tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, perlahan sudah mendapatkan solusinya.
Ini setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Mimika menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Perawat.
Bintek yang dilaksanakan di salah satu hotel di Timika, Jumat 19 Desember 2025, diikuti oleh perwakilan perawat dari 26 Puskesmas se-Kabupaten Mimika.
Selain Bimtek, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pelantikan Dewan Pengurus Komisariat (DPK) PPNI Kabupaten Mimika periode 2025–2030.
Pelantikan dipimpin oleh Ketua PPNI Kabupaten Mimika, Samuel Kermite berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 080/DPD.PPNI/SK/K/XII/2025.
Bimtek tersebut mengangkat tema “Strategi Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Perawat Puskesmas Berdasarkan Permenpan RB Nomor 6 Tahun 2022”.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Bimtek, yakni meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat dalam menyusun SKP secara mandiri, terukur, dan sesuai regulasi.
Samuel Kermite, Ketua PPNI Kabupaten Mimika, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil proses panjang yang telah direncanakan sejak peringatan Hari Ulang Tahun PPNI pada 17 Maret 2025.
“Bimtek ini lahir dari diskusi-diskusi sederhana yang akhirnya mendapat perhatian besar dari Kepala Dinas Kesehatan, dan hari ini bisa direalisasikan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa ke depan tidak boleh lagi ada perawat yang tidak memahami penyusunan SKP sesuai regulasi. Menurutnya, SKP bukanlah sesuatu yang sulit jika dipahami dengan baik.
“Jangan sampai ada lagi perawat yang mau naik pangkat tapi harus minta tolong orang lain untuk menyusun SKP. Ini bukan hal yang rumit, hanya perlu informasi dan pemahaman,” tegas Samuel.
Ia juga menekankan peran strategis DPK PPNI yang baru dilantik untuk mengawal, mendorong, dan memotivasi seluruh perawat, baik di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, agar proses penyusunan SKP dan pengembangan karier berjalan optimal.
Sementara itu, Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, saat membuka kegiatan itu, menekankan pentingnya SKP dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa terdapat empat faktor utama yang memengaruhi mutu layanan kesehatan, yakni sumber daya manusia, peralatan, bahan farmasi (termasuk vaksin), dan pembiayaan.
“Organisasi akan berkembang dengan baik jika terjadi transfer pengetahuan secara berkelanjutan. Kinerja organisasi bisa meningkat signifikan ketika SDM-nya rutin mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi,” jelas Reynold.
Reynold menambahkan bahwa Bimtek ini sejalan dengan visi besar pembangunan jangka panjang daerah, yakni Mimika Unggul 2045.
Serta mendukung misi RPJMD dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang baik (good governance).
Reynold juga menyoroti pentingnya transformasi digital di sektor kesehatan. Ke depan seluruh Puskesmas dan Pustu harus didukung oleh jaringan internet.
Termasuk dukungan listrik yang memadai, serta penerapan rekam medis elektronik. Bahkan, penyusunan dan pelaporan SKP akan diarahkan secara online.
“Jumlah tenaga kesehatan di Mimika saat ini mencapai 2.436 orang, dan lebih dari 40 persen adalah perawat,” bebernya.
Karenanya perawat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan, sehingga peningkatan kompetensi dan kinerja menjadi keharusan.
Ia berharap para perawat dapat menjadi contoh dalam penerapan SKP berbasis kinerja dan transformasi digital, sebelum nantinya diikuti oleh profesi kesehatan lain seperti bidan dan dokter.
Kegiatan Bimtek ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme perawat, mendukung pengembangan karier, serta berdampak langsung pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Mimika. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










