ADVERTISEMENT
Rabu, Desember 10, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Agama

Peringati Hari HAM Sedunia, FRP Desak Negara Tuntaskan Pelanggaran HAM dan Hentikan Militerisasi di Tanah Papua

Di sektor ekonomi, FRP menolak praktik monopoli dagang dan meminta pemerintah menyediakan ruang usaha yang adil bagi masyarakat adat, termasuk pembangunan pasar khusus untuk mama-mama Papua.

10 Desember 2025
0
Peringati Hari HAM Sedunia, FRP Desak Negara Tuntaskan Pelanggaran HAM dan Hentikan Militerisasi di Tanah Papua

Front Rakyat Papua (FRP) menggelar aksi damai di halaman kantor DPR Kabupaten Mimika pada Rabu 10 Desember 2025. (foto:Hayun Nuhuyanan/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id– Ratusan massa yang tergabung dalam Front Rakyat Papua (FRP) menggelar aksi damai di halaman kantor DPR Kabupaten Mimika pada Rabu 10 Desember 2025.

Aksi unjuk rasa ini dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang jatuh tanggal 10 Desember.

ADVERTISEMENT

Dalam momentum ini, Koordinator Aksi Onan Kobogau menyampaikan keprihatinan sekaligus kritik terhadap situasi HAM di Tanah Papua.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ia menilai HAM di Papua masih jauh dari prinsip-prinsip yang diatur dalam Deklarasi Universal HAM PBB tahun 1948.

Baca Juga

KUA-PPAS 2026 Provinsi Papua Diproyeksi Turun ke Angka Rp2,03 Triliun

Papua Siap Mandiri Pangan 2027, Tidak Lagi Tergantung Pasokan dari Makassar dan Jawa

Dalam orasinya, Ia menilai bahwa masyarakat Papua masih menghadapi berbagai persoalan serius, seperti kekerasan terhadap warga sipil, kriminalisasi terhadap aktivis, dan penyempitan ruang demokrasi.

Massa aksi juga menyoroti meningkatnya mobilisasi aparat keamanan yang menurut mereka menimbulkan trauma.

Serta berdampak pada kehidupan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang kerap berhadapan dengan operasi militer.

FRP juga mengekspresikan kekhawatiran terhadap keberadaan perusahaan nasional maupun internasional yang beroperasi di Papua.

Mereka menilai aktivitas investasi tertentu telah menyebabkan kerusakan lingkungan, penggusuran tanah adat, hingga perpindahan paksa warga.

Kebijakan negara yang membuka ruang luas bagi investasi dinilai sebagai pemicu bertambahnya aparat keamanan di berbagai wilayah.

Selain itu, FRP menuntut agar pemerintah menghentikan praktik-praktik yang dianggap membatasi kebebasan berpendapat serta memberikan jaminan hukum bagi aktivis yang memperjuangkan HAM.

Mereka juga menyerukan agar pemerintah membuka akses seluas-luasnya bagi jurnalis asing dan jurnalis independen untuk melakukan peliputan di Papua.

Dalam tuntutan lain, FRP mendesak negara menyelesaikan seluruh kasus pelanggaran HAM yang terjadi sejak tahun 1961.

Memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak, menyediakan layanan pendidikan yang bermutu dan gratis, serta meningkatkan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Papua.

Mereka juga meminta pemerintah memastikan perlindungan bagi masyarakat sipil yang terdampak konflik bersenjata dan segera menyelesaikan persoalan pengungsian yang terjadi di sejumlah daerah.

Di sektor ekonomi, FRP menolak praktik monopoli dagang dan meminta pemerintah menyediakan ruang usaha yang adil bagi masyarakat adat, termasuk pembangunan pasar khusus untuk mama-mama Papua.

Massa aksi juga meminta peninjauan kembali regulasi daerah yang dinilai tidak berpihak pada pelaku UMKM Orang Asli Papua (OAP).

Dalam isu yang lebih luas, FRP menyuarakan penolakan terhadap berbagai program negara maupun proyek strategis yang dianggap berpotensi mengeksploitasi sumber daya alam Papua.

Massa juga menegaskan tuntutan mengenai hak penentuan nasib sendiri sebagai bagian dari pemenuhan HAM yang diakui secara internasional.

Aksi yang berlangsung beberapa jam tersebut berjalan tertib dan damai. Massa membacakan pernyataan sikap dan menyampaikan aspirasi secara terbuka di hadapan sejumlah anggota DPR Mimika yang hadir bertemu mereka.

Hingga aksi berakhir, situasi tetap kondusif dengan pengamanan aparat kepolisian di sekitar lokasi.

Pantauan koranpapua.id, sebelum ke gedung rakyat di Jalan Cenderawasih Timika, sebagian massa terlebih dahulu berkumpul di sejumlah titik.

Diantaranya, di Bundaran Petrosea, Bundaran Timika Indah, Pasar Lama dan Pasar Sentral.

Setelah semua massa yang datang dari beberapa titik berkumpul, selanjutnya dengan berjalan kaki menuju gedung dewan. (*)

Penulis: Hayun Nuhuyanan

Editor: Marthen LL Moru

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

KUA-PPAS 2026 Provinsi Papua Diproyeksi Turun ke Angka Rp2,03 Triliun

KUA-PPAS 2026 Provinsi Papua Diproyeksi Turun ke Angka Rp2,03 Triliun

10 Desember 2025
Papua Siap Mandiri Pangan 2027, Tidak Lagi Tergantung Pasokan dari Makassar dan Jawa

Papua Siap Mandiri Pangan 2027, Tidak Lagi Tergantung Pasokan dari Makassar dan Jawa

10 Desember 2025
Kejati Papua Barat Setorkan Rp5,8 Miliar Sitaan dari Pegawai Puskesmas ke Kas Daerah

Kejati Papua Barat Setorkan Rp5,8 Miliar Sitaan dari Pegawai Puskesmas ke Kas Daerah

10 Desember 2025
Peringati Hari HAM Sedunia, FRP Desak Negara Tuntaskan Pelanggaran HAM dan Hentikan Militerisasi di Tanah Papua

Peringati Hari HAM Sedunia, FRP Desak Negara Tuntaskan Pelanggaran HAM dan Hentikan Militerisasi di Tanah Papua

10 Desember 2025
Wabup Emanuel Lantik PPIHD Mimika 2025–2030, Tekankan Pelayanan Prima bagi Jamaah Haji

Wabup Emanuel Lantik PPIHD Mimika 2025–2030, Tekankan Pelayanan Prima bagi Jamaah Haji

10 Desember 2025
AKBP Billyandha Tegaskan Komitmen Ungkap Tiga Kasus Pembunuhan Beruntun di Timika

AKBP Billyandha Tegaskan Komitmen Ungkap Tiga Kasus Pembunuhan Beruntun di Timika

9 Desember 2025

POPULER

  • Bupati JR Pastikan Sebagian Pejabat OPD Mimika Segera Dilantik, Sisanya Menyusul Awal 2026

    Bupati JR Pastikan Sebagian Pejabat OPD Mimika Segera Dilantik, Sisanya Menyusul Awal 2026

    828 shares
    Bagikan 331 Tweet 207
  • Lemasko Desak Pemkab Mimika Tunda Proses Pembentukan LMA, Gery: Seharusnya melibatkan Struktur Adat Asli Kamoro

    720 shares
    Bagikan 288 Tweet 180
  • Identitas Mayat Kepala Terpisah dengan Badan di SP9 Terungkap, Ini Nama Korban dan Profesinya

    2193 shares
    Bagikan 877 Tweet 548
  • Unggul 24 Suara, Musyawarah Adat Kamoro Tetapkan Yohanes Yance Boyau sebagai Ketua LMHA Periode 2025–2030

    610 shares
    Bagikan 244 Tweet 153
  • Warning! ASN di Papua Tengah Ketahuan Kawin Lebih dari Satu Diganjar Sanksi Berat

    595 shares
    Bagikan 238 Tweet 149
  • Kabar Malam Ini dari Kwamki Narama, Dua Korban Bentrok Meninggal Dunia

    592 shares
    Bagikan 237 Tweet 148
  • Misteri Jenazah Hangus di Timika Mulai Terungkap, Polisi Amankan Terduga Pelaku

    561 shares
    Bagikan 224 Tweet 140
Next Post
Kejati Papua Barat Setorkan Rp5,8 Miliar Sitaan dari Pegawai Puskesmas ke Kas Daerah

Kejati Papua Barat Setorkan Rp5,8 Miliar Sitaan dari Pegawai Puskesmas ke Kas Daerah

Papua Siap Mandiri Pangan 2027, Tidak Lagi Tergantung Pasokan dari Makassar dan Jawa

Papua Siap Mandiri Pangan 2027, Tidak Lagi Tergantung Pasokan dari Makassar dan Jawa

KUA-PPAS 2026 Provinsi Papua Diproyeksi Turun ke Angka Rp2,03 Triliun

KUA-PPAS 2026 Provinsi Papua Diproyeksi Turun ke Angka Rp2,03 Triliun

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id