JAYAPURA, Koranpapua.id– Aksi yang dilakukan sejumlah oknum di Kabupaten Tolikara Provinsi Papua Pegunungan, terbilang berani.
Mereka nekat mendaftarkan 11 Sekolah Dasar (SD) berstatus Negeri ‘fiktif’ ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Sebanyak 11 SD fiktif ini diketahui setelah Simson Wandik, Plt Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tolikara, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah distrik di Kabupaten Tolikara, baru-baru ini.
Dalam kunjungan tersebut, 11 SD Negeri itu tidak ditemukan gedung sekolah, rumah guru termasuk sarana prasarana yang mendukung keberadaan sekolah tersebut.
Meski fiktif, namun 11 sekolah ini justru terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) lengkap dengan nama kepala sekolah, guru, dan siswanya.
Dengan terdaftarnya di Dapodik, 11 sekolah ini juga menerima dana operasional selama bertahun-tahun tanpa adanya aktivitas belajar mengajar.
Berikut 11 nama sekolah yang ditemukan fiktif
SD Inpres Yogweme
SD Negeri Wina
SD Inpres Yali
SD Inpres Gelok
SD Negeri Gatini
SD Negeri Tinalome
SD Negeri Abena
SD Inpres Umaga
SD Negeri Pokegi
SD Inpres Arigi
SD Negeri Kagineri.
“Saya melakukan kunjungan ke beberapa distrik dan menemukan ada 11 sekolah negeri fiktif. Sekolah ini tidak ada gedung sekolah, rumah guru, apalagi sarana dan prasarana,” ujar Simson dalam keteranganya, Rabu 19 November 2025.
“Anehnya di Dapodik terdaftar lengkap, baik administrasi hingga operasional berjalan lancar,” pungkasnya.
Dalam kunjungan itu, Simson juga menemukan belasan sekolah dalam kondisi rusak dan harus direnovasi.
“Ada 30 sekolah yang saya datangi. Dari jumlah itu, saya mendapati bahwa 11 sekolah fiktif dan 19 sekolah lainnya rusak parah dan harus diperbaiki agar anak-anak kita di sana bisa sekolah dengan layak,” terangnya.
Akibat sekolah fiktif ini, ratusan anak tidak mendapatkan pendidikan, karena sekolah tersebut tidak ada bangunan sekolah dan tenaga pengajar.
“Dampak dari sekolah fiktif ini, puluhan anak-anak tidak bisa sekolah. Mereka tidak tahu menulis, membaca, menghitung,” jelasnya.
Dengan temuan sekolah fiktif dan rusak, Simson sudah melapor ke Bupati Tolikara dan menyurat ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk membantu proses pembangunan sekolah. (Redaksi)










