TIMIKA, Koranpapua.id- Mendukung persediaan darah untuk kebutuhan pasien di rumah sakit, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Mimika, Papua Tengah akan melaksanaan aksi sosial donor darah.
Sesuai jadwal, kegiataan sosial kemanusiaan yang mendapatkan dukungan peralatan transfusi darah dan tenaga kesehatan dari RSUD Mimika itu, akan melibatkan warga paguyupan di Timika untuk ikut menyumbangkan darah.
“Aksi donor darah akan dilaksanakan di halaman parkir RSUD Mimika pada Hari Jumat tanggal 21 November 2025,” ujar Luky Mahakena, S.Sos, M.Si, Ketua FKDM Mimika kepada koranpapua.id, Jumat 14 November 2025.
“Kita perkirakan sekitar 500 warga hadir sebagai pendonor. Mereka yang datang donor juga kita juga dihargai transportasinya,” tambah Luky.
Ia mengatakan, aksi sosial donor darah ini dilakukan, karena didorong akan pentingnya persediaan darah untuk kebutuhan pasien di rumah sakit.
“Kegiatan FKDM juga bersifat sosial dengan tujuan memperkuat deteksi dini terhadap kerawanan sosial. Sering terjadi kekosongan darah di RSUD Mimika, itu juga masuk dalam kerawanan sosial, sehingga sebagai organisasi mitra pemerintah wajib untuk membantu mengatasi masalah ini,” ujar Luky.
Mantan Rektor Universitas Timika (UTI) menuturkan bahwa, dalam aksi donar darah pihaknya perlu melibatkan paguyupan, karena organisasi masyarakat juga sebagai penggerak sosial yang membantu menjaga ketersediaan darah di Mimika.
“Toh hasil dari aksi donor darah ini juga akan kembali ke masyarakat yang juga adalah warga paguyupan ketika menderita sakit dan membutuhkan darah. Jadi mari kita sama-sama mendukung kegiataan sosial kemanusian ini,” ajak Luky.
Melalui kegiataan donor darah, kata Luky, juga membantu kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor darah bagi kesehatan dan kemanusiaan.
Aksi donor darah juga menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan antarwarga dari berbagai latar belakang, melalui semangat kebersamaan dan gotong royong.
Luky yang sudah cukup lama mengabdi di lingkungan RSUD Mimika itu menambahkan, saat ini kebutuhan darah di RSUD Mimika bisa dikatakan sangat tinggi.
Pasalnya rumah sakit yang kini menjadi pusat rujukan sejumlah kabupaten di Papua Tengah dan Papua Selatan itu, banyak menangani pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam situasi darurat.
Apalagi saat ini RSUD Mimika juga menyediakan layanan cuci darah (hemodialisis), dan juga melayani antar jemput untuk pasien Orang Asli Papua (OAP) yang menjalani terapi ini.
“Belum lagi untuk menyelamatkan nyawa pasien untuk berbagai tindakan medis, baik yang darurat maupun yang rutin. Jadi saat ini tugas kita bagaimana membantu rumah sakit agar persediaan darah tetap ada,” pungkas Luky.
Karena menurut Luky, dengan sekantong darah dapat membantu tiga nyawa manusia. (*)
Penulis: Djesica Putri
Editor: Marthen LL Moru








