“Stunting bukan hanya soal tinggi badan anak yang kurang, tapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan produktif di kemudian hari,” kata Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin.
Tim PromKes Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika
Timika-Koranpapua.id, Stunting Tetap Tantangan Utama di Indonesia. Walaupun tingkat stunting di Indonesia terus berkurang, isu ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting menurun ke 19,8%, dari 21,6% pada 2022.
Namun, sasaran nasional dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 untuk Percepatan Penurunan Stunting adalah 14% pada 2024. Ini berarti upaya maksimal diperlukan dari semua pihak mulai dari pemerintah pusat sampai keluarga.
Apa Itu Stunting dan Penyebabnya?
Stunting adalah kegagalan pertumbuhan karena kurang gizi jangka panjang, khususnya dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun.
Faktor penyebab stunting meliputi:
- Nutrisi yang tidak seimbang saat hamil dan masa balita.
- Cara pengasuhan yang tidak optimal, seperti penundaan pemberian MP-ASI yang bernutrisi.
- Keterbatasan akses air bersih dan sanitasi yang menyebabkan infeksi berulang.
- Kurangnya kunjungan ibu hamil dan balita ke layanan kesehatan.
Aturan Baru : Peran Posyandu semakin Penting
Tahun 2024 menandai langkah maju dengan dikeluarkannya Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Posyandu. Aturan ini menegaskan Posyandu sebagai pusat layanan dasar masyarakat yang mencakup enam bidang salah satunya Adalah bidang Kesehatan yang bertugas sebagai berikut :
Penggerakan Kunjungan posyandu bagi seluruh sasaran siklus hidup yaitu ibu hamil, ibu menyusui, bayi balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia produktif dan yang terakhir usia lanjut.
Penyuluhan Kesehatan dan gizi seluruh sasaran siklus hidup.
Deteksi dini resiko masalah Kesehatan bagi seluruh siklus hidup.
Rujukan ke Unit Kesehatan Desa/Kelurahana tau Puskesmas bagi sasaran yang memiliki resiko masalah Kesehatan
Pemantauan perilaku kepatuhan keluarga mendapatkan pelayanan Kesehatan minimal, melaksanakan pengobatan hipertensi, diabetes, TB dan gangguan jiwa serta menjaga Kesehatan lingkungan rumah dan
Penjangkauan akses yang terdiri atas : Imunisasi, Gizi, tablet tambah darah di posyandu.
Kader Posyandu kini memiliki tugas krusial untuk mendeteksi risiko stunting sejak dini, memberikan pendidikan nutrisi, dan menghubungkan keluarga dengan fasilitas kesehatan.
Tindakan Praktis Mencegah Stunting di Rumah
Mencegah stunting tidak perlu menunggu inisiatif besar. Langkah sederhana di rumah dapat membawa dampak signifikan:
Pastikan ibu hamil makan makanan seimbang dan rutin kontrol kehamilan.
Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian lanjutkan dengan MP-ASI yang bergizi dan aman.
Gunakan air bersih dan pertahankan kebersihan rumah.
Monitor berat dan tinggi anak di Posyandu bulanan.
Libatkan ayah dan keluarga dalam mendukung nutrisi serta pengasuhan anak.
Kerja Sama Adalah Solusi Utama
Penurunan stunting bukan hanya tugas tenaga medis. Pemerintah daerah, pemimpin masyarakat, institusi pendidikan, dan dunia usaha berperan penting untuk memastikan setiap keluarga mendapat informasi dan bantuan nutrisi yang memadai.
Kolaborasi antar sektor ini menjadi inti Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting) yang dicanangkan pemerintah.
Anak Sehat, Bangsa Tangguh
Investasi terbaik untuk generasi mendatang adalah memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, pintar, dan produktif. Mencegah stunting berarti melindungi kualitas manusia Indonesia agar siap menghadapi tantangan masa depan.
“Cegah stunting mulai sekarang. Sebab, masa depan bangsa berasal dari anak sehat saat ini.” (***)
Penulis : Jessica Elizabeth
Redaktur : Marthen Moru
Sumber:
Perpres No. 72 Tahun 2021
Kementerian Kesehatan RI
Permendagri No. 13 Tahun 2024










