Perseroan menerapkan green construction untuk keberlanjutan ekosistem alam. Guna memangkas waktu pembangunan, lanjut Ermy, WK turut menghadirkan inovasi box precast pada struktur saluran penyeberangan.
TIMIKA, Koranpapua.id- Pemerintah Pusat melalui PT Waskita Karya (WK), terus merampungkan pembangunan jalan Kwatisore-Kampung Muri di Papua Tengah yang sudah beroperasi sejak 2024.
Ini bertujuan untuk memperpendek waktu tempuh dan mendukung pemerataan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
Kamis, 6 November 2025, PT WK terus mendukung akses masyarakat di wilayah Timur melalui pembangunan jaringan konektivitas.
Ermy Puspa Yunita, Corporate Secretary Waskita Karya dalam keterangan persnya yang diterima media ini, Jumat 7 November 2025, menjelaskan, proyek senilai Rp138,2 miliar ini merupakan bagian dari Jalan Trans Papua.
Fungsi utamanya memperpendek waktu tempuh hingga 22 jam dari Nabire ke Manokwari menjadi 14 jam, dari sebelumnya mencapai 36 jam.
“Jalan Kwatisore-Kampung Muri merupakan bentuk dukungan Perseroan terhadap Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua Tahun 2022-2041,” ujarnya.
Pengerjaan proyek ini juga menjadi wujud upaya WK untuk mendorong pemerataan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Ia menegaskan, peningkatan konektivitas antardaerah harus dilakukan karena tidak hanya mempermudah mobilisasi manusia, tapi juga pengiriman barang dan jasa.
Mulai dari alat kesehatan, pendidikan, maupun bahan pangan. Menurutnya, dengan adanya jalan ini, penduduk Kwatisore bisa menempuh jalur darat menuju Nabire.
“Sebelumnya mereka harus melewati jalur laut, sebab jalur darat yang ada belum memadai,” katanya.
Dalam pengerjaannya, WK selalu mengedepankan kualitas meski pengiriman material cukup menantang, karena proyek sepanjang 16,38 kilometer ini berada di tengah hutan.
Perseroan menerapkan green construction untuk keberlanjutan ekosistem alam. Guna memangkas waktu pembangunan, lanjut Ermy, WK turut menghadirkan inovasi box precast pada struktur saluran penyeberangan.
Metode tersebut pertama kali dipakai pada pengerjaan jalan di kawasan Papua Tengah. Ermy menuturkan, pihaknya merasa bangga dapat ikut membangun jalan yang berfungsi membuka keterisolasian daerah ini.
“Kini pengiriman barang dan jasa lebih mudah, sehingga berpotensi menggerakkan perekonomian lokal,” jelas Ermy.
Ke depannya, perseroan berkomitmen terus mendorong pemerataan pembangunan di Tanah Air, khususnya di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). (Redaksi)










