“Ini bagian dari tugas kami, sekaligus bentuk penghormatan terhadap kegiatan keagamaan yang membawa semangat persaudaraan dan kedamaian di wilayah ini”.
OKSIBIL, Koranpapua.id- Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, tiba di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Selasa 21 Oktober 2025.
Kedatangan Uskup Paskalis dalam rangka perayaan 100 tahun kehadiran Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) di Indonesia.
Ketika tiba di Bandara, Uskup Paskalis disambut meriah oleh umat Katolik dan masyarakat setempat dengan tarian adat serta lagu-lagu pujian khas daerah.
Suasana penuh sukacita ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, panitia pelaksana, para suster KSFL, serta umat Paroki Roh Kudus Mabilabol, Dekenat Pegunungan Bintang.
Personel Satgas Korpasgat yang bertugas di Bandara Oksibil turut memastikan operasional bandara berjalan aman dan kondusif selama proses kedatangan Uskup.
Mereka hadir secara profesional dan humanis, mendukung suasana tertib tanpa mengganggu jalannya penyambutan.
Kapten Pas Achmad Rifai, S.Tr.(Han), Danpos Satgas Korpasgat Oksibil, menjelaskan peran pihaknya dalam pengamanan teknis bandara.

“Kami memastikan operasional bandara tetap aman dan tertib selama kedatangan Uskup. Ini bagian dari tugas kami, sekaligus bentuk penghormatan terhadap kegiatan keagamaan yang membawa semangat persaudaraan dan kedamaian di wilayah ini,” ujar Achmad Rifai.
Uskup Paskalis menyampaikan apresiasinya atas dedikasi para suster KSFL dan para misionaris yang telah melayani umat di wilayah Papua selama satu abad.
“Pelayanan mereka adalah bukti kasih Allah yang nyata, diwujudkan dalam kerja sederhana namun penuh cinta bagi umat, termasuk di pelosok seperti Pegunungan Bintang,” ungkapnya.
Setelah penyambutan, Uskup Paskalis melanjutkan kunjungannya ke Gereja Katolik Distrik Oksibil untuk memimpin misa dan perayaan syukur bersama umat serta komunitas religius.
Perayaan ini menjadi momentum penting, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Pegunungan Bintang.
Kolaborasi antara masyarakat adat, gereja, dan aparat keamanan mencerminkan semangat persaudaraan lintas budaya dan iman yang terus tumbuh di tengah keberagaman Indonesia. (*)
Penulis: Djesica Putri
Editor: Marthen LL Moru










