TIMIKA, Koranpapua.id- Setelah menunggu hampir dua pekan, akhirnya kabar mengenai tujuh pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI), perlahan terjawab.
Pagi ini, Sabtu 20 September 2025 sekitar pukul 8.45 WIT, tim penyelamat akhirnya berhasil menemukan dan mengevakuasi dua dari tujuh pekerja dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Untuk proses identifikasi kedua jenazah menunggu kehadiran pihak kepolisian.
Dua jenazah tersebut diduga masuk dalam daftar tujuh pekerja yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) usai terjadi longsor material basah menerjang area tambang pada Senin 8 September malam.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dan memastikan pendampingan penuh bagi mereka,” ujar Katri Krisnati, VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia dari Tembagapura, Timika Papua Tengah, Sabtu 20 September.
Menurut Katri Krisnati, tim penyelamatan PTFI saat ini terus melanjutkan pencarian dan penyelamatan para pekerja lainnya yang masih terjebak dalam tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dengan mengerahkan segala daya upaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, para pekerja tersebut terjebak di tambang bawah tanah usai terjadi longsor material basah pada Senin 8 September malam.
“Fokus kami saat ini adalah terus berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang terdampak insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave,” ujar Katri dalam keterangan, Rabu 17 September 2025.
Menurut Katri, tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi.
“Kami mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran operasi serta keselamatan tim yang bertugas di lapangan,” kata Katri lebih lanjut.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti membuka akses menuju lokasi pekerja, termasuk dengan membuat jalur baru.
Upaya tersebut, lanjut Katri dilakukan bersama Inspektur Tambang Kementerian ESDM Republik Indonesia dengan dukungan MIND ID, Freeport McMoRan, pemerintah daerah serta aparat kepolisian.
Sebelumnya Katri mengatakan, longsor yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIT dipicu oleh aliran material basah dalam jumlah besar di area tambang bawah tanah.
Menurut Katri, insiden tersebut sempat menutup akses ke area tertentu sehingga membatasi jalur evakuasi untuk tujuh pekerja tersebut. (Redaksi)