TIMIKA, Koranpapua.id- Dua warga Australia ditangkap Kepolisian Australia atas tuduhan memasok senjata api ke Tentara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Bahkan kelompok ini diduga terlibat di balik peristiwa penculikan pilot Selandia Baru bernama Phillip Mehrtens pada Februari 2023 di Bandara Nguda, Provinsi Papua.
Melalui penyelidikan antiterorisme selama dua tahun, aparat Australia dan Selandia Baru mengklaim menemukan bukti.
Dalam penyelidikan itu diduga menghubungkan seorang pria dari Negara Bagian Queensland dan seorang pria dari Negara Bagian New South Wales dengan aktivitas perdagangan senjata.
Kedua pria itu menghadapi berbagai tuduhan, termasuk konspirasi mengekspor senjata dan suku cadang senjata api, penyediaan senjata secara illegal.
Termasuk konspirasi untuk mengekspor barang tingkat 2, yang ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara.
Terkait pernyataan itu, Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPM menegaskan pihaknya tidak pernah menerima senjata dari warga Australia.
“TPNPB di Komando Nasional mempunyai protokol. Jadi kami di Manajemen Pengendali Markas Pusat belum pernah terima senjata dari warga negara Australia. Jadi kami anggap tuduhan itu tidak berdasar,” ujar Sebby dalam keterangannya kepada awak media, Sabtu 13 September 2025.
“Karena kami secara official belum ketahui tentang bantuan senjata dari warga negara Australia,” tandasnya.
Untuk diketahui Investigasi internasional ini dipimpin oleh Tim Gabungan Antiterorisme Queensland, yang terdiri dari Kepolisian Federal Australia (AFP), Kepolisian Queensland (QPS), dan Organisasi Intelijen Keamanan Australia, bekerja sama dengan Kepolisian Selandia Baru.
Kedua pria tersebut ditangkap setelah aparat mendapat surat perintah penggeledahan untuk merazia rumah mereka pada November 2024.
Pada penggeledaan itu, aparat Australia mengklaim menyita beberapa barang, termasuk 13,6 kilogram logam merkuri.
Pria yang bermukim di Queensland juga didakwa memiliki bahan peledak tanpa izin.
Adapun pria yang bermukim di New South Wales menghadapi dakwaan konspirasi mengekspor senjata dan suku cadang senjata api, penyediaan senjata ilegal, dan kepemilikan zat yang dikendalikan.
Kedua pria tersebut telah dibebaskan dengan jaminan dan dijadwalkan hadir di Pengadilan Magistrat Brisbane pada 17 Oktober mendatang. (Redaksi)