NABIRE, Koranpapua.id- Provinsi Papua Tengah saat ini boleh dibilang rawan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Pasalnya jumlah kasus terbaru sesuai data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah telah berada di angka 23.861.000
Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelummya yang berada di angka 20 ribu hingga 22 ribu kasus.
Freny Anouw, Ketua KPA Provinsi Papua Tengah mengatakan, terjadinya kenaikan jumlah kasus, bukan hanya dikarenakan peningkatan penularan.
Tetapi juga tingginya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri melalui berbagai fasilitas kesehatan.
“Kami sampaikan ini kepada masyarakat, kenapa sampai angkanya naik. Itu karena aksi dari KPA sudah mulai berjalan,” ujar Freny kepada wartawan di Nabire, Rabu 6 Agustus 2025.
Saat ini pihaknya terus gencar melakukan pemeriksaan baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten yang ada di wilayah ini.
Dikatakan, peningkatan jumlah kasus merupakan dampak positif dari berbagai aksi kampanye pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh KPA dan lembaga mitra seperti LSM.
“Dulu, banyak belum periksa. Sekarang, karena dorongan dari keluarga, LSM, dan kami dari KPA, anak-anak muda mulai datang untuk diperiksa,” jelasnya.
Menurutnya, pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya melalui faslitas kesehatan seperti rumah sakit dan Puskesmas tetapi juga melalui jalur pemeriksaan lain.
Perubahan gaya hidup generasi muda yang dinilai semakin berisiko dan menjadi salah satu faktor penyebaran HIV.
“Anak-anak sekarang jarang di rumah. Keinginan mencoba sesuatu sangat tinggi. Bukan hanya hubungan seks bebas, tapi banyak hal lain yang berisiko,” ungkapnya.
Karena itu, ia menegaskan pentingnya peran keluarga, pendidikan agama, dan nilai moral dalam membentuk kesadaran sejak dini.
Nasihat orang tua dan ajaran agama disebutnya sebagai pagar utama bagi anak-anak muda agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
Ia juga menyampaikan bahwa kelompok usia produktif 14 hingga 25 tahun adalah kelompok yang paling rentan terpapar HIV.
Berdasarkan data yang dimiliki KPA, tingkat infeksi pada kelompok ini meningkat seiring dengan tren gaya hidup dan lemahnya pengawasan sosial.
“Kami minta anak-anak muda di Papua Tengah jaga diri baik. Takut kepada Tuhan, dengar nasihat orang tua, dan ingat masa depan. Papua ini untuk kita semua. Kalau generasi muda habis, siapa yang akan pimpin Papua,” pesannya.
KPA Papua Tengah saat ini terus gencar melaksanakan program edukasi, pencegahan, dan pemeriksaan dini di berbagai daerah.
Kolaborasi dengan gereja, sekolah, tokoh masyarakat, dan LSM akan terus diperkuat guna menekan penyebaran HIV/AIDS di Papua Tengah.
“Manusia Papua butuh kita semua sebagai generasi penerus. Jangan biarkan masa depan dirusak oleh kelalaian hari ini,” pungkasnya. (Redaksi)