BOVEN DIGOEL, Koranpapua.id- Setelah merayakan 50 tahun tahbisan imamatnya dalam Misa Syukur di Paroki Hati Kudus Tanah Merah, Mrg. Petrus Canisius Mandagi MSC, Uskup Agung Merauke, tinggalkan Boven Digoel dan kembali ke Merauke.
Rombongan Uskup meninggalkan Boven Digoel menuju ke Merauke melalui Bandara Tanah Merah, Senin 4 Agustus 2025.
Kepulangan pimpinan gereja Katolik di wilayah Keuskupan Merauke itu berlangsung dalam suasana haru dan penuh sukacita.
Umat Katolik, para pastor, tokoh masyarakat, serta unsur Forkopimda turut hadir mengantarkan Uskup hingga di Bandara.
Ratusan umat hadir untuk menyampaikan rasa terima kasih atas pelayanan dan perhatian beliau selama berada di tanah perbatasan Papua Selatan.
Sementara itu untuk pengamanan di Bandara selama kunjungan Uskup di Boven Digoel dijaga ketat oleh personil Kopasgat Pos Tanah Merah.
Anggota pasukan elit TNI AU itu, secara rutin bertugas menjaga keamanan dan pengawasan di Bandara, untuk memastikan suasana tetap aman dan kondusif saat keberangkatan Uskup Mandagi.
Kehadiran mereka merupakan bagian dari tugas sehari-hari menjaga keselamatan penerbangan dan kenyamanan seluruh pengguna Bandara.
Letda Pas Hermawan, Danpos Kopasgat Pos Tanah Merah, menyampaikan, pihaknya berkomitmen menjalankan pengamanan secara profesional dan berkelanjutan agar aktivitas di Bandara berjalan aman dan lancar.
“Termasuk saat ada tamu penting seperti Uskup Mandagi. Ini bagian dari pelayanan kami untuk masyarakat,” ujar Hermawan.
Selain Kopasgat, hadir pula Letkol Inf Andry Christian (Dandim 1711/BVD), AKBP Wisnu Perdana Putra (Kapolres Boven Digoel) dan Kepala Inspektorat Boven Digoel.
Tampak hadir juga Pastor Yakop Taufan MSC, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boven Digoel, para pastor paroki, dan umat Katolik Paroki Hati Kudus Tanah Merah.
Keberangkatan Uskup Mandagi melalui Bandara Tanah Merah menandai selesainya rangkaian kegiatan pastoralnya di Boven Digoel.
Dan juga sekaligus menjadi bukti sinergi harmonis antara aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat dalam menjaga kedamaian dan kenyamanan di Papua Selatan. (*)
Penulis : Nayun Nuhuyanan
Editor : Marthen LL Moru