MIMIKA, Koranpapua.id– Pengurus baru Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kabupaten Mimika periode 2025–2030 resmi dilantik oleh Dr. drg. Eka Erwansyah, M.Kes, Sp.Ort(K), Sekjen Pengurus Besar PDGI, mewakili pusat organisasi yang berbasis di Jakarta.
Pelantikan berlangsung di salah satu Hotel di Timika, turut dihadiri oleh Johannes Rettob, Bupati Mimika dan Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika.
Kegiatan pelantikan ini merupakan puncak dari rangkaian acara selama dua hari yang diawali dengan seminar bertema “Manajemen Rongga Mulut” yang berlangsung sejak tanggal 2 Agustus 2025.
Seminar tersebut menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas para dokter gigi di Mimika, melalui pembaruan pengetahuan ilmiah dan praktik klinis secara langsung (hands-on).
“Seminar ini menjadi kewajiban profesional bagi setiap dokter gigi untuk terus memperbarui ilmu,” ujar Ketua PDGI Mimika, drg. Ade Tandiary Heriyanto, dalam wawancara Selasa 5 Agustus 2025.
Dikatakan, seminar ini menghadirkan narasumber nasional dari Jakarta, yang juga menjabat sebagai Ketua Global Oral Health Interest Group.
Materi yang dibawakan menjadi dasar perencanaan program lanjutan PDGI Mimika berupa UKGS Inovatif, sebagai pengembangan dari program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang selama ini dijalankan di puskesmas.
Minim Dokter Spesialis, Bupati Dorong Studi Lanjut
Dalam sambutannya, Sekjen PB PDGI menekankan pentingnya peningkatan jumlah dokter gigi spesialis di wilayah timur Indonesia, termasuk Mimika.
Hal ini diamini oleh Kepala Dinas Kesehatan Mimika yang menilai kebutuhan tersebut mendesak.
Pada kesempatan itu, Bupati Johannes Rettob juga menyoroti pentingnya komitmen putra-putri daerah untuk kembali mengabdi setelah menempuh pendidikan lanjut.
“Jangan setelah lulus tidak kembali ke Timika. Itu menjadi hal yang cukup menyedihkan,” kata drg. Ade, mengutip pernyataan Bupati.
Saat ini, tercatat 35 dokter gigi di Kabupaten Mimika, dengan sekitar 25 orang aktif bertugas di wilayah kota, sementara sisanya tersebar di daerah pedalaman dan pegunungan.
Jumlah ini dinilai belum mencukupi untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan gigi masyarakat secara menyeluruh.
“Kami terus mengajak rekan sejawat dari luar daerah untuk bergabung demi memperkuat layanan di Mimika,” tambah drg. Ade.
PDGI Mimika juga tengah merancang agar pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut masuk dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) milik Dinas Kesehatan.
Inisiatif ini dilatarbelakangi tingginya minat pemuda Timika untuk mengikuti seleksi masuk Akademi Militer dan kepolisian, namun banyak yang gagal karena permasalahan kesehatan gigi dan mulut.
“Kami akan berusaha untuk memberikan pelayanan dalam hal kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Timika ini,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa tantangan utama PDGI Mimika saat ini adalah keterbatasan waktu karena jumlah anggota yang masih terbatas.
Ditambah penyesuaian jadwal menjadi hambatan dalam menjangkau seluruh kegiatan pelayanan dan edukasi masyarakat.
“Kalau andai kata jumlah kami banyak, kemungkinan untuk ketidaksesuaian waktu itu cukup kecil,” tuturnya.
Meski demikian, PDGI Mimika menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan, edukasi, dan peningkatan kompetensi.
Salah satunya melalui penguatan program UKGS Inovatif yang akan mulai digulirkan ke sejumlah sekolah hingga akhir 2025. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru