PUNCAK, Koranpapua.id– Sepak terjang Jeki Murib, salah satu tokoh penting Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Kabupaten Puncak, Papua Tengah, akhirnya terhenti.
Ini setelah amunisi pasukan Komando Operasi Pengamanan Daerah (Koops) Habema, berhasil menewaskan Jeki Murib dalam aksi baku tembak yang terjadi di wilayah itu.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi Pengamanan Koops Habema membenarkan, Jeki Murib tewas dalam baku tembak, ketika pasukan Koops Habema hendak melakukan penangkapan di Desa Kulume, Distrik Omukia.
Lucky menegaskan, langkah tegas ini dilakukan menyusul serangkaian serangan yang menargetkan pasukan saat hendak menyergap Jeki Murib.
Dikatakan, dalam menghadapi situasi itu, seluruh tindakan prajurit TNI tegas dan terukur serta profesional berdasarkan Rules of Enggagement (ROE).
Ini bertujuan untuk memastikan tindakan prajurit sesuai dengan hukum, HAM, etika, dan kebijakan, serta melindungi personel dan warga sipil.
Lucky memastikan tidak ada satupun personil TNI maupun warga sekitar yang terluka dalam kontak senjata antara pasukan Habema dengan sedikitnya 12 orang anggota OPM pimpinan Jeki Murib.
“Jeki Murib Alias Papuanus Murib, ditinggal pergi oleh 12 anggotanya seusai terkena tembakan pasukan Koops Habema, dalam kontak senjata yang berlangsung sekitar 10 menit,” lanjut Lucky.
Dari tangan Jeki Murib dan lokasi penyergapan, pasukan Habema mengamankan sejumlah barang bukti.
Diantaranya, busur beserta belasan anak panah, 11 tombak bambu yang ujungnya terdapat lempengan besi tajam, sebuah tas pinggang dan selembar Bendera Bintang Kejora.
Jeki Murib dan kelompoknya sebelumnya telah menebar teror yang disertai pembakaran rumah ibadah dan sekolah yang berada di dua desa (kampung) di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, pada Minggu 6 Juli 2025.
Dari laporan masyarakat setempat, pada Pukul 12.20 WIT, Jeki Murib beserta 12 anggota OPM bersenjata lengkap, tiba-tiba masuk ke Kampung Pinggil dan langsung membakar satu-satunya sekolah yang ada di wilayah itu.
Melihat itu, warga yang seluruhnya merupakan Orang Asli Papua (OAP), langsung melarikan diri ke hutan.
Beberapa warga melihat tiga anggota OPM menenteng senjata api, sementara lainnya bersenjatakan busur panah dan parang.
Belum puas dengan aksinya, pada Pukul 13.00 WIT, kelompok sparatis tersebut kemudian membakar gereja satu-satunya gereja yang digunakan oleh masyarakat Kampung Pinapa.
“Miris, sekolah sebagai sarana untuk mencerdaskan masyarakat Papua yang sejatinya menjadi fondasi sekaligus pilar utama menciptakan generasi masa depan Papua, malah dibakar oleh OPM,” sesalnya.
Letkol TNI Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media Koops Habema, Selasa 8 Juli 2025 mengatakan, pihaknya terpaksa menembak mati Jeki Murib, karena yang bersangkutan bersama kelompoknya melakukan perlawanan dengan senjata api, busur panah, dan tombak.
“Jeki Murib diketahui sebagai tokoh kunci dalam serangkaian aksi kekerasan di wilayah Papua Tengah. Ia merupakan Wakil Komandan Wilayah Kepala Air yang diangkat oleh OPM,” ujar Iwan dalam keterangannya, Selasa 8 Juli 2025.
Dia bertanggung jawab atas pembakaran gereja di Desa Pinapa dan sekolah di Desa Pinggil, serta dua rumah milik Bupati Puncak Elvis Tabuni.
Selain itu, kelompoknya juga membakar fasilitas umum seperti kantor distrik Omukia dan Puskesmas. (Redaksi)