TIMIKA, Koranpapua.id- Konklaf, ritual pemilihan Paus baru pengganti mendiang Paus Fransiskus sudah dimulai sejak Rabu 7 Mei 2025.
Sebanyak 133 dari 252 Kardinal di seluruh dunia hadir dalam proses pemungutan suara pada hari pertama konklaf yang berlangsung di Kapel Sistina Vatikan.
Dilansir dari berbagai media, pada hari pertama kemarin masih terlihat asap hitam keluar dari cerobong asap di atas Kapel Sistina.
Dengan masih keluarnya asap hitam pada pukul 21.00, Rabu 7 Mei 2025 waktu Vatikan, berarti Paus baru yang ke-267 pemimpin Takhta Suci Vatikan, belum ada.
Untuk menunggu pengumuman siapa pemimpin umat Katolik di dunia, sekitar 45.000 orang telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Mereka memperkirakan akan berlangsung setelah pukul 7.00 malam, namun terpaksa harus menunggu hingga pukul 9.00 malam.
Di antara mereka yang berada di lapangan tersebut adalah Diakon Nicholas Nkoronko dari Tanzania.
“Peran kami di sini adalah untuk berdoa dan bergabung dengan umat Kristen lainnya, umat Katolik lainnya, untuk berdoa agar Roh Kudus membimbing seluruh proses,” ujar Nkoronko, seperti dikutip Vatican News, Kamis 8 Mei 2025.
“Dari mana pun Paus baru itu berasal, apa pun itu dari Afrika, Asia, Amerika, yang kita butuhkan adalah seorang Paus yang suci”.
“Kita membutuhkan seorang Paus yang akan membimbing gereja dan akan menjadi gembala 1,4 miliar umat Katolik di dunia,” kata Diakon Nkoronko.
Berkumpul di bawah lukisan dinding megah karya para maestro Renaisans dan suasana yang sangat sunyi.
133 Kardinal berjubah merah melakukan prosesi khidmat menuju Kapel Sistina di Vatikan pada Rabu 7 Mei 2025.
Mereka memulai putaran pertama pemungutan suara untuk Paus baru yang akan memimpin 1,4 miliar umat Katolik Roma.
Jumlah kardinal pemilih terbanyak dalam sejarah memulai konklaf kepausan pertama dalam lebih dari satu decade.
Hanya lebih dari dua minggu setelah meninggalnya Paus Fransiskus yang memulai proses pemilihan penggantinya.
Di dalam Kapel Sistina, para kardinal mengambil sumpah sesuai dengan instruksi Paus Yohanes Paulus II, dalam sebuah dokumen yang mengatur konklaf kepausan yang dikeluarkannya pada tahun 1996.
Kardinal paling senior membacakan sumpah dalam bahasa Latin dan 133 Kardinal akan membaca bersama, berjanji untuk mengikuti aturan yang ditentukan.
Mereka juga berjanji bahwa siapa pun yang terpilih sebagai Paus berikutnya akan berkomitmen dengan setia untuk melaksanakan misi Santo Petrus, Paus pertama.
Dan tidak akan gagal untuk menegaskan dan membela dengan keras hak-hak spiritual dan temporal serta kebebasan Takhta Suci. (Redaksi)