KAIMANA- Koranpapua.id- Masyarakat Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat mengeluhkan melonjaknya harga telur yang mencapai Rp150 ribu per rak.
Mereka menyayangkan melonjaknya harga telur yang mencapai 100 persen dari harga normal, terjadi bertepatan dengan perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Untuk diketahui harga jual telur di wilayah itu selama ini hanya berkisar antara Rp65 ribu sampai 70 ribu per rak.
Soekarno, Kasie Bina Usaha Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) Kaimana, tidak menyangkal terjadinya harga telur tersebut.
Ia menjelaskan, mayoritas pengiriman telur ke Kaimana menggunakan kapal milik Pelni, seperti KM Ngapulu, KM Tatamailau, dan KM Tidar.
Namun, pada saat Nataru, rute kapal dari Makassar mengalami perubahan, sehingga pasokan telur ke Kaimana menjadi terlambat.
Dampaknya stok telur di pasar menjadi menipis. Pedagang yang masih memiliki stok terpaksa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.
“Pedagang yang masih memiliki stok terpaksa menjualnya dengan harga 150 ribu per rak,” jelasnya, Selasa 7 Januari 2024.
Soekarno menyampaikan, meski sempat dikeluhkan karena lonjakan harga terlalu tinggi, namun warga tetap membelinya untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru.
Disperindakop Kaimana sudah menghimbau kepada pedagang untuk menaikan harga jual dalam batas wajar.
“Sekarang sudah kembali normal, karena KM Labobar yang baru-baru ini tiba di Kaimana,” pungkasnya. (Redaksi)