TIMIKA, Koranpapua.id- Perayaan Natal bersama Jemaat Bahtera Klasis Mimika berlangsung meriah, Sabtu 7 Desember 2024.
Ibadah perayaan kelahiran Yesus yang dipusatkan di Gereja Bahtera, Jalan C Heatubun, diisi dengan pembacaan puisi oleh anak-anak dan drama tentang keselamatan.
Ada juga lagu puji-pujian yang dibawakan oleh Komisi Pelayanan Anak dan Remaja, Komisi Pelayanan Ibu-Ibu dan para pendeta dan tokoh gereja.
Ibadah Natal bersama ini mengusung tema utama ‘Kelahiran Raja Damai Membawa Kemenangan dan Pembaharuan’ (Yesaya 11: 1-5 dan Zefanya 3: 17).
Sementara sub tema ‘Melalui Natal Jemaat Kita Diajak Menjadi Pembawa Damai dan Pembaharuan Dalam Peningkatan Iman Jemaat Bahtera’.
Pendeta David Onawame, Ketua Klasis Mimika dalam kotbahnya mengungkapkan Yesua lahir sebagai Raja Damai.
Kelahiran Yesus merupakan orang besar. Dengan kelahiran orang besar ini, apa yang hendak diperbuat-Nya untuk orang kecil?
“Kelahiran seorang raja damai tetap menjadi seorang raja, datang sebagai seorang pemimpin tetap sebagai pemimpin,” ujar Pendeta David.
Meski demikian, dibalik kemahabesaran-Nya, Yesus menjadi seorang anak kecil, supaya semua umat manusia sama dalam kehidupan di dunia.
Kedatangan seorang anak kecil ini untuk menyelamatkan manusia yang hidup dalam ikatan dosa.
Kelahiran Yesus hendaknya mengajarkan umat manusia agar dunia damai, suku damai, marga damai, bangsa damai.
Allah mau mengajarkan dalam hidup tidak boleh ada permusuhan satu dengan yang lain.
Pendeta David mencontohkan, masyarakat Kwamki Narama yang selalu hidup dalam situasi perang suku, otomatis tidak ada kedamaian.
“Namun saat ini mereka sudah hidup damai, masyarakat yang tinggal di kampung atas bebas lewat di kampung bawah, begitupun sebaliknya tanpa ada rasa ketakutan,” pungkasnya.
Karena itu, Yesus sebagai sember damai datang ke dunia untuk mengajarkan umat-Nya membangun hidup tanpa ada permusuhan.
Dikatakan pada zaman para nabi, Allah memusnahkan semua manusia dari muka bumi karena dosa.
Namun hanya Nabi Nuh bersama keluarganya yang selamat, karena Allah menyuruhnya membuat bahtera (kapal) agar selamat dari murka Allah.
Orang yang hidup dalam Allah dan kebenaran memperoleh keselamatan. Karena hidup dalam dosa mengantarnya kepada kematian dan kemusnahan.
“Yesus datang ke dunia secara diam-diam untuk menghapuskan dosa manusia. Dengan dosa manusia diampuni maka manusia peroleh keselamatan”.
Dikatakan, Yesus sebagai raja yang besar, raja berkuasa atas segala ciptaan di muka bumi, sehingga manusia memperoleh kemenangan atas dosa dan maut yang selama ini membelenggu manusia.
Menurutnya, manusia yang hidup masih dalam lumpur dosa sudah pasti tidak akan masuk dalam surga. Karena itu, Allah mengutus putera-Nya datang ke dunia.
Dilahirkan di kandang yang hina melalui kandungan seorang wanita bernama Maria untuk menebus dosa manusia dengan darah-Nya yang suci dan kudus.
Yesus turun ke bumi, hidup bersama manusia untuk mengajarkan jalan kebenaran, supaya harkat dan derajat manusia ditinggikan sama seperti Allah.
Yesus lahir hingga mengurbankan diri di kayu salib agar oleh darah-Nya untuk menyucikan manusia dari segala dosa dan perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah.
Kepada Jemaat Bahtera, Pendeta David mengajak sebagai orang beriman harus hidup dan mati tetap bersama Yesus Kristus.
“Jangan sekali-sekali melepaskan tangan Tuhan Yesus dalam hidup, entah berada di mana saja dan dalam situasi apa saja. Karena Allah sungguh mengasihi kita,” pesan Pendeta David.
Ia mengungkapkan, dalam kehidupan manusia belum tentu mau mengorbankan nyawanya bagi orang lain.
Namun Allah karena kasih-Nya yang begitu luar biasa besar tanpa batas suku, agama, bahasa maupun warna kulit merelakan putera-Nya mati hanya demi menyelamatkan umat-Nya.
Pada kesempatan itu, Pendeta David menekankan tanpa darah Yesus menyucikan dosa manusia belum tentu surga itu menjadi milik manusia. (Redaksi)