TIMIKA, Koranpapua.id– Ratusan pelajar dan mahasiswa tujuh suku menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK), Kamis 6 Juni 2024.
Dalam unjuk rasa itu, pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Generasi Peduli Pendidikan Suku Amungme dan Kamoro dan lima suku kekerabatan meminta YPMAK memberikan 6.000 kuota beasiswa pendidikan.
Jika YPMAK tidak bisa menjawab permintaan ini, mereka meminta agar PT Freeport Indonesia (PTFI) berhenti melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Dalam unjuk rasa itu massa aksi juga membentangkan spanduk bertuliskan, “Kongkalingkong dana pendidikan oleh Freeport, pemerintah dan YPMAK berdampak terhadap nasib generasi muda Amungme Kamoro dan lima suku kekerabatan menjadi korban”.
Saripianus Deikme, Kordinator Lapangan (Korlap) mengungkapkan, unjuk rasa yang mereka lakukan sebagai aksi lanjutan yang pernah dilakukan pada tanggal 3 Juni lalu.
Menurutnya pada aksi pertama, Direktur YPMAK telah menampung aspirasi yang mereka sampaikan, namun hingga kini belum ada jawaban.
“Kami minta penambahan kuota dari 3.000 menjadi 6.000 itu menjadi pokok aksi, dan kita harapkan itu menjadi keputusan YPMAK,” tegas Saripianus.
Dikatakan jaminan pendidikan yang diberikan YPMAK di tahun 2024 untuk pelajar dan mahasiswa hanya 50 persen dari kuota yang ada. Bahkan untuk kuota 3.000 juga masih belum jelas.
“Belum ada penjelasan dari pimpinan YPMAK untuk pelajar dan mahasiswa di kota studi. Selama ini selalu katakan bahwa 3.000 tetapi implementasi tidak pernah ada,” tandasnya.
Saripianus mengancam akan kembali melakukan unjuk rasa dengan jumlah yang massa lebih besar, jika dalam beberapa waktu kedepan YPMAK belum memberikan jawaban atas tuntutan yang mereka minta. (Redaksi)