ADVERTISEMENT
Sabtu, Mei 31, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Agama

Umat Buddha di Timika Rayakan Waisak ke 2568 TB, Ini Pesan Penting Menyambut Tiga Peristiwa Agung Bulan Waisaka

Ketika kita mampu hidup dalam harmoni, kita tidak hanya membawa kedamaian bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat di sekitar kita.

23 Mei 2024
0
Umat Buddha di Timika Rayakan Waisak ke 2568 TB, Ini Pesan Penting Menyambut Tiga Peristiwa Agung Bulan Waisaka

Umat Budha Mimika khusuk merayakan hari raya Waisak 2568 TB di Vihara Bodhi Mandala, Kamis 23 Mei 2024. (Foto:Redaksi/Koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id- Umat Buddha di Kabupaten Mimika, Papua Tengah merayakan Hari Raya Waisak ke 2568 TB, Kamis 23 Mei 2024.

Acara bernuansa religius yang berlangsung penuh khusuk ini dilaksanakan di Vihara Bodhi Mandala, Jalan Hasanuddin dipimpin Romo Upasaka Pandita Kantadamo Kartiady.

ADVERTISEMENT

Perayaan Waisak 2568 TB secara Nasional mengangkat tema ‘Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa’.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Khemacaro, Mahathera selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Sangha Agung Indonesia mengatakan, lantunan parittä, sutta dan gāthā berkumandang menyambut tiga peristiwa agung di bulan Waisaka.

Baca Juga

Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

PGI Sampaikan Rasa Duka Atas Terbunuhnya Mama Hetina di Distrik Sugapa Intan Jaya

Doa penuh pengharapan berkah, doa penuh penghormatan dan doa penuh perenungan dilantunkan untuk memperingati peristiwa agung kelahiran Maha Bodhisatwa Siddhartha ke bumi ini.

Pencapaian pencerahan sempurna Samana Gotama menjadi Buddha Sakyamuni, dan Mahaparinirwana Buddha Sakyamuni.

Tiga peristiwa agung dan mulia yang membangkitkan keyakinan, yang menjadi teladan, yang mengantarkan umat manusia menuju pembebasan.

Dikatakan teladan mulia yang diajarkan Buddha kepada umat manusia merupakan pedoman hidup untuk senantiasa hidup dalam keseimbangan.

Bukan hidup pada perilaku ekstrim yang berlebihan, tidak ekstrim pada diri sendiri dan tidak ekstrim pada luar diri sendiri.

Perilaku seimbang yang seharusnya ditunjukkan dengan keseimbangan pada perilaku diri sebagai individu, keluarga, sahabat, masyarakat dan warga negara.

Seperti yang tercatat dalam Sigalovada Sutta (D.III.180-193), Buddha mengajarkan pentingnya menjalin keharmonisan dalam hubungan sosial sehari-hari.

Serta cara menjalin keharmonisan antar orang tua, guru, istri, anak, sahabat, teman, para pemimpin, para pekerja, pertapa dan brahmana.

Buddha menekankan betapa pentingnya saling pengertian, empati dan kerjasama untuk menciptakan kedamaian dalam masyarakat.

Konsep ini menjadi fondasi yang kuat dalam menghadirkan harmoni untuk menjaga ketentraman dan keselarasan dalam berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

“Kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara dalam keragaman menghadapkan kita pada perbedaan budaya, suku, agama, ras, golongan dan kepribadian,” paparnya.

Kemajemukan ini mengarahkan kita agar mampu menerima dengan terbuka bahwa pada kenyataannya hidup berdampingan dalam perbedaan.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah Bangsa Indonesia menunjukkan pentingnya sikap saling toleran dan rendah hati dalam menerima perbedaan dalam keberagaman.

Ia juga menekankan di dalam perbedaan, seseorang selayaknya mengembangkan kepribadian yang santun dan tidak mudah tersinggung.

Bahkan jika banyak dikritik, ia tidak menjadi tersinggung, tidak menjadi marah, tidak bermusuhan, tidak kesal, dan tidak menunjukkan kemarahan, kebencian, dan ketidak-senangan (M.III.204).

Sebagai sebuah bangsa yang beragam, katanya Indonesia memiliki potret keanekaragaman yang kaya dan mempesona.

“Mari kita jadikan keharmonisan sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerukunan, saling menghormati dan membangun bangsa ini dengan penuh kasih sayang,” pesannya.

Saraniyadhamma Sutta (A.III.288-289), Buddha mengajarkan bahwa terdapat enam prinsip keharmonisan yang menciptakan kasih sayang dan mengarahkan pada kebersamaan, tanpa perselisihan, kerukunan dan kesatuan.

Prinsip yang harus dipelihara adalah mempertahankan tindakan cinta kasih melalui jasmani, ucapan, pikiran, saling berbagi, bermoral dan memiliki pandangan yang sama dalam kebajikan.

Ia mengungkapkan keharmonisan bukan hanya sekedar kata-kata indah yang dikumandangkan, melainkan sebuah pedoman hidup yang harus dijunjung tinggi dalam berinteraksi dengan sesama.

“Ketika kita mampu hidup dalam harmoni, kita tidak hanya membawa kedamaian bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat di sekitar kita,” katanya.

Sebagai sebuah bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya, suku, dan agama, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama, bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

“Kita harus mampu hidup berdampingan dalam keberagaman, dengan toleransi kita saling kasih sayang tanpa batas,” katanya. (Redaksi)

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Kelangkaan Beras SPHP di Mimika, Bulog Sarankan untuk Sementara Beralih ke Beras Premium

Kelangkaan Beras SPHP di Mimika, Bulog Sarankan untuk Sementara Beralih ke Beras Premium

31 Mei 2025
Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

31 Mei 2025
PGI Sampaikan Rasa Duka Atas Terbunuhnya Mama Hetina di Distrik Sugapa Intan Jaya

PGI Sampaikan Rasa Duka Atas Terbunuhnya Mama Hetina di Distrik Sugapa Intan Jaya

31 Mei 2025
Konsep Otomatis

Pembakaran 10 Unit Rumah di Puncak Jaya Diduga Dilakukan Kelompok yang Teroganisir

31 Mei 2025
Kemenkeu Tetapkan Dana Desa 2025 untuk Papua Tengah, Puncak Jaya Terbesar Rp275.517.473.000

Kemenkeu Tetapkan Dana Desa 2025 untuk Papua Tengah, Puncak Jaya Terbesar Rp275.517.473.000

29 Mei 2025
Festival Golden of Papua Central 2025 Resmi Dibuka, Jadi Panggung Ekspresi Seni dan Budaya Mimika

Festival Golden of Papua Central 2025 Resmi Dibuka, Jadi Panggung Ekspresi Seni dan Budaya Mimika

29 Mei 2025
Next Post
KKSBT Mimika Gelar Halal Bi Halal, Robert Kambu: Jangan Menutup Diri, Jadilah Organisasi yang Terbuka

KKSBT Mimika Gelar Halal Bi Halal, Robert Kambu: Jangan Menutup Diri, Jadilah Organisasi yang Terbuka

Masyarakat Papua Diajak Menjaga dan Memelihara Kualitas Hutan

Masyarakat Papua Diajak Menjaga dan Memelihara Kualitas Hutan

Tiga Kilo Gram Ganja Kering dari PNG Gagal Diselundupkan

Tiga Kilo Gram Ganja Kering dari PNG Gagal Diselundupkan

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id