TIMIKA, Koranpapua. Id- Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kabupaten Mimika telah berencana untuk menggelar Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani).
Sesuai agenda yang telah dipersiapkan panitia, pelaksanaan Pesparani yang baru pertama kali berlangsung di Kabupaten Mimika akan dilaksanakan pada November 2023 mendatang.
Salah satu persiapan untuk mensukseskan kegiatan paduan suara Katolik ini yakni telah dibentuk kepanitiaan. Namun panitia belum bisa bekerja karena masih menunggu SK Bupati Mimika untuk kepengurusan baru masa bakti 2023-2028.
Sementara yang menjadi kendala lainnya adalah masa kepengurusan LP3KD Mimika yang sudah berakhir tahun 2022.
Hal ini disampaikan Adrianus Utler, Ketua Harian I, LP3KD Mimika kepada Koranpapua.id melalui sambungan telepon, Jumat 25 Agustus 2023.
Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Mimika ini menjelaskan, SK Bupati sangat diperlukan sebagai dasar panitia untuk bekerja.
SK Bupati akan dilampirkan dalam proposal sebagai syarat pengajuan anggaran pelaksanaan Pesparani di Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Dokumen lainnya sudah dimasukan ke Bagian Hukum Setda Mimika. Sekarang tinggal menunggu tandatangan bupati saja. Kalau SKnya sudah ada kami lampirkan di proposal,” jelasnya.
Pesparani ini lebih kepada pembinaan dan pengembangan keimanan Katolik, dengan tiga pilar pendukung utama yaitu pilar pemerintah, pilar gereja dan pilar masyarakat (umat).
Pelaksanaan Pesparani diharapkan bisa melibatkan tujuh Paroki di wilayah Keuskupan Timika, yaitu Paroki Katedral Tiga Raja, Paroki Maria Bintang Laut Kokonao.
Paroki Maria Fatima Pronggo, Paroki Santo Yoseph Atuka, Paroki Emanuel Mapurujaya, Paroki Kebangkitan Agimuga, Paroki Santo Petrus Karang Senang SP3 dan Paroki Santo Stefanus Sempan.
Utler menuturkan, dalam Pesparani lagu-lagu yang dinyanyikan lebih dikhususkan lagu liturgi Gereja Katolik, dengan peserta mulai anak-anak, remaja serta orang dewasa.
“Kita harap semua bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan iman ini,” harapnya.
Dijelaskan, saat ini panitia sementara menyusun Petunjuk Pelaksana (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) untuk dikirim ke delapan paroki yang akan menjadi peserta Pesparani.
Melalui Juklak dan Juknis, setiap paroki akan mempelajari mata lomba yang akan diperebutkan pada Pesparani nanti. Adapun beberapa mata lomba yakni, mazmur kategori anak, remaja dan dewasa.
Lomba Cerdas Cermat Kitab Suci (CCKS) kategori anak dan remaja, tutur kitab suci kategori anak 7-12 tahun dengan perikop bacaan yang sudah ditentukan. Setelah peserta pelajari baru dinarasikan tanpa harus menghafal lurus dengan teks bacaan.
Meski demikian peserta harus mampu menuturkan kembali makna serta tujuan dari bacaan tersebut yang disertai mimik dan peragakan.
Mata lomba lainnya yakni, paduan suara dewasa campuran, Orang Muda Katolik (OMK) dan lagu-lagu gregorian, lektor kategori usia 15 tahun ke atas yang sudah menerima Sakramen Krisma.
“Kedepan selain Pesparani juga ada training of trainer bagi pelatih, dirigen, musik. Semua itu pembinaan yang dilakukan rutin setiap tahun,” jelasnya.
Utler menegaskan Pesparani bukan suatu tujuan, melainkan sarana untuk mempertemukan dan saling mengenal para peserta lomba antar sesama umat Katolik dari paroki lain.
Apabila dilaksanakan di tingkat provinsi maka mempertemukan peserta sesama umat Katolik perwakilan kabupaten. Begitupun Pesparani tingkat Nasional, pesertanya utusan dari semua provinsi berkumpul satu tempat.
“Di situ akan terjalin suatu keakraban satu sama lain sebagai sesama umat Katolik di seluruh Indonesia. Lomba ini bukan tujuan untuk mencari siapa yang menang dan kalah melainkan untuk sama-sama mensuppor sebagai umat Katolik,” tandasnya (Redaksi).