TIMIKA, Koranpapua.id- Pj. Bupati Mimika Valentinus S. Sumito mengatakan, Daerah Otonomi Baru (DOB) termasuk Provinsi Papua Tengah tidak diwajibkan mengirim atlet.
Meski demikian semua DOB diwajibkan untuk mengikuti devile pada event Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumatera.
Hal ini disampaikan Pj Bupati Valentinus menindaklanjuti harapan Presiden Jokowi terkait keikutsertaan 38 provinsi di Indonesia pada PON 2024.
Meskipun harapan Presiden 38 provinsi mengambil bagian dalam devile, namun tidak menutup kemungkinan Papua Tengah juga ikut mengirimkan atlet. Namun harus betul-betul selektif melihat cabang olahraga yang layak ikut dalam ivent Nasional tersebut.
Karena sebagai DOB kesiapan anggaran masih terbatas dan belum tersedianya atlet. Tetapi jika ada cabang olahraga yang memang sudah siap dan diandalkan menjadi peserta PON, tidak ada salahnya diikutkan dalam perhelatan empat tahunan.
“Ini sesuai pesan ketua KONI Pusat. Sebagai DOB mau ikut silahkan kalaupun tidak bukan menjadi masalah. Harus selektif mengingat anggarannya terbatas,” kata PJ Bupati Valentinus kepada Koranpapua.id saat ditemui di Bandara Mozes Kilangin Timika.
Pj. Bupati Valentinus yang juga Sekretaris KONI Papua Tengah menjelaskan, KONI Papua Tengah baru saja terbentuk. Tugas pertamanya adalah mengurus semua aset KONI pelimpahan dari Papua Induk, karena sampai saat ini belum diserahkan ke KONI Papua Tengah. Aset itu selain sarana fisik juga atlet.
Setelah penyerahan aset, KONI Provinsi Papua Tengah harus segera mengagendakan Rapat Koordinasi (Rakorda) KONI tingkat provinsi dengan mengundang KONI dari delapan kabupaten.
“Kalau memang sudah ada KONI di tiap kabupaten maka pengurus KONI-nya yang diundang. Tapi apabila belum ada maka kewajiban provinsi untuk memerintah segera membentuk KONI kabupaten,” jelas Pj. Bupati Valentinus.
Dikatakan meskipun Mimika saat ini terdapat sejumlah fasilitas venue peninggalan PON XX, bukan menjadi jaminan semua atlet bisa ikut karena memperhitungkan kesiapan anggaran.
“Kita punya harapan semua bisa ikut tapi kembali lagi ketersediaan anggaran. Selain itu kepengurusan KONI belum lengkap. Kita baru dilantik KONI Provinsi. Tapi KONI Kabupaten Mimika belum lantik. Begitu juga KONI Provinsi belum koordinasi dengan delapan KONI kabupaten,” jelasnya.
Menurutnya, mengurus olahraga tidak sekedar mengikuti perlombaan, tetapi pembinaan atlet secara keseluruhan yang harus diperhatikan. “Kita mau menjadikan atlet itu betul-betul pilihan yang bisa disederajatkan dengan profesi lain. Nanti harapan kedepan ada anak-anak mempunyai pilihan jadi atlet karena ada menjanjikan masa depannya,” paparnya. (redaksi)