Timika – Masyarakat Kabupaten Mimika pasti mengenal dekat sosok Evert Safuf. Beliau merupakan mantan pejabat Pemerintah Kabupaten Mimika. Jabatan terakhir yang diembannya sebagai Staf Ahli Setda Mimika Tahun 2013.
Lama menghilang, sosok pria yang mudah akrab ini, ternyata mengukir prestasi gemilang ketika menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bouven Digoel.
Sebuah penghargaan sebagai Sekda terbaik se-Indonesia versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah diterimanya tahun 2017. Penghargaan itu menjadi sebuah kenangan terindah selama meniti karir sebagai Apatur Sipil Negara (ASN).
Sebelum menjabat Sekda Bouven Diogel, sejumlah jabatan penting di Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua Tengah pernah dipercayakan kepadanya.
Kepada Koranpapua.id ketika ditemui di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Kamis 8 Juni 2023, Evert Safuf mengisahkan perjalanan karirnya yang dimulai sebagai pegawai Juru Penerangan (Jupen) di Kabupaten Fakfak tahun 1982 dengan pangkat 2B.
Pria yang lahir di Aimaf, Aimaru Papua Barat tanggal 1 Agustus 1958 menyelesaikan pendidikan SD di Kumorkek tanah kelahirannya. Tempat kelahirannya kini sudah menjadi ibukota Kabupaten Maybrat.
Setelah menyelesaikan SD, Evert kecil melanjutkan ke SMP Negeri Aimaru dan lulus 1976. Selepas SMP orangtuanya mengirim Evert melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Fakfak hingga tamat 1981.
Bermodalkan ijazah SMA, pada tahun 1982 melamar menjadi pegawai Juru Penerangan (Jupen) di Kabupaten Fakfak. Dua tahun bekerja atau tepatnya tahun 1984 mendapat SK pindah di Kecamatan Arguni Kabupaten Kaimana.
Setelah tiga tahun mengabdi di Kaimana, tahun 1987 Evert mendapatkan tempat tugas baru di wilayah Mimika Barat tepatnya di Kokonao.
“Saya ini pegawai Fakfak yang dipindahkan ke kantor perbantuan Fakfak di Kokonao,” kenangnya.
Empat belas tahun mengabdi di wilayah Mimika Barat, pada tahun 2001 dimutasikan ke Kantor Bupati Mimika. Bersamaan dengan kepindahannya dari wilayah pesisir ke kota Timika, status kepegawaiannya yang semula pegawai vertikal beralih ke otonom.
Sejak saat itu karirnya sebagi ASN mulai menanjak. Pada tahun 2003-2005 Evert muda dipercayakan sebagai Camat (Kadistrik) Tembagapura. Masuk tahun 2005 kembali dilantik sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Kampung sampai 2009.
Pada tahun 2009 kembali dipercayakan sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hingga tahun 2011. Hampir tiga tahun menjabat sebagai Kepala Disdukcapil Evert kembali dilantik sebagai Asisten 3 Setda Mimika hingga akhir Juni 2013.
Mengingat masa-masa itu, Evert merasa unik namun semuanya merupakan berkat Tuhan yang luar biasa. Bagaimana tidak, sejak menjabat sebagai camat, Kepala Bagian Pemerintahan Kampung dan Kepala Disdukcapil dari tahun 2003-2009 Evert hanya berijazah SMA.
“Saya waktu jabat Kepala Disdukcapil memang lagi tugas belajar di Universitas Manado (Unima). Tahun 2005-2006 kuliah jarak jauh dan wisuda tahun 2009. Tahun 2010-2012 lanjut S2 di Uncen kelas Timika,” paparnya.
Pada Juni 2013 bertepatan dengan pemilihan Gubernur Papua, Evert kembali dilantik menjadi Staf Ahli. Dan pada tahun yang sama dirinya pindah ke Boven Digoel menjabat sebagai Sekda Boven Digoel selama lima tahun hingga pensiun 2018.
Yang membuat Evert bergembira selain karirnya yang cemerlang adalah sebuah penghargaan yang tidak pernah dipikirkan dan dibayangkan sebelumnya.
Tepatnya setahun sebelum pensiun atau setelah empat tahun sebagai Sekda, tahun 2017 dirinya mendapat apresiasi secara langsung oleh KPK di Jakarta sebagai Sekda terbaik se- Indonesia.
Salah satu kriteria KPK menetapkan sebagai Sekda terbaik se- Indonesia, karena selama menjabat tidak pernah berbuat ‘nakal’. Dalam arti tidak membuat hal-hal merugikan orang. Apalagi yang mengambil hak orang, lebih khusus yang menyangkut anggaran pemerintah.
Apresiasi yang diberikan itu berdasarkan hasil rekam jejak kinerjanya selama empat tahun.
“Kita bisa tahu mana hak kita dan mana hak orang lain. Jadi semuanya menjadi tertib. Manajemennya baik dan tidak gaduh. Perjalanan administrasi pemerintahan juga harus baik,” pesannya.
Setelah 36 tahun mengabdi untuk Negara dan masyarakat, kini Evert kembali ke tengah masyarakat untuk menikmati hari senjanya bersama keluarga dengan penuh sukacita.
Ia mengenang kembali kisah-kisah indah meskipun hidup dalam keterbatasan dalam pelayanan di pesisir. Tidur, makan, minum, hidup dan mancing membaur bersama masyarakat. Meskipun hidup serba kekurangan, namun ia selalu bersyukur dan gembira.
“Makanan kami orang pantai ya hasil laut. Hidup aman. Semua anak-anak saya lahir dan besar di Kokonao,” kenangnya.
Suami dari Martha Beteyop ini merasa ada sedikit unik. Bahkan ia sungguh merasakan betapa besarnya kasih dan rahmat Tuhan yang dialaminya.
Sebagai mantan pejabat yang meniti karir dari pangkat paling bawah 2B dan pensiun dengan golongan 4D merupakan suatu berkat yang patut disyukuri. Bahwa selama 36 tahun bekerja melayani masyarakat mulai dari Fakfak, Kaimana, Timika dan Boven Digoel dilaksanakan dengan sukacita tanpa beban.
Dengan segudang pengalamannya, Evert berpesan dan memberikan memotivasi kepada para yuniornya yang masih aktif bekerja di Mimika. Bekerjalah dengan baik melayani masyarakat, baik di pesisir dan pengunungan. Bekerjalah dengan hati yang tulus dan selalu merendahkan diri kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang mengatur seluruh usaha dan perjuangan hidup kita.
Dalam bekerja tetap mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Sebab, setiap perjalanan hidup ini Tuhan sudah mengaturnya. Jalanilah hidup ini dengan baik sesuai dengan apa yang sudah dimiliki dan diberikan Tuhan.
Ini bertujuan agar setelah purna tugas bisa menikmati hari-hari senja dengan suka cita bersama keluarga. Terbukti, 1 Agustus 2023 nanti usianya mencapai 65 tahun. Karenanya kepada para ASN untuk tetap semangat bekerja melayani masyarakat Mimika tercinta (redaksi)