Timika – Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Federasi Pertambangan dan Energi- Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FPE-KSBSI) Cabang Kabupaten Mimika Periode 2019-2023 menggelar Konferensi Cabang Ke- I, Senin 29 Mei 2023.
Kehadiran serikat buruh tidak saja berjuang melindungi anggotanya dan kesejahteraan pekerja, namun yang paling penting mampu memikirkan melindungi, mengayomi kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Cenderawasih 66 dibuka oleh Maria Rettob, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Mimika yang ditandai dengan pemukulan tifa secara bersama-sama oleh Ketua umum FPE KSBSI Pusat Riswan Lubis, Frans Pigome, Ketua Umum SPSI Tonggoi Papua, Soleman Faluk, VP PAD PTFI, Lisa Kabag SDM BPJS Ketenagakerjaan dan Marjan Tusang SH.MM Ketua DPC FPE Mimika.
Soleman Faluk dalam sambutannya mengemukakan semua agenda sudah dapat diupayakan dan diselesaikan secara bersama-sama. Seperti penyelesaian perundingan yang telah dilakukan dua tahun lalu, dan ada agenda tahun ini yang harus dikerjakan. Ia menyakini agenda yang ada bisa diselesaikan dengan baik.
Selain itu ada forum agenda Tripartit yang telah membentuk kepengurusan baru dan telah membangun koordinasi secara rutin setiap bulan termasuk menyampaikan pikiran-pikiran kepada perusahaan.
Agenda lainnya melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada karyawan terkait hasil pencapaian maupun ketentuan bersama antara perusahaan dengan mitra serikat buruh.
“Sebagai mitra kami sangat menghargai dialog sosial yang dikedepankan oleh KSBSI dalam menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi pekerja,”kata Soleman. Kemitraan yang baik ini telah membantu meningkatkan produktivitas perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
Soleman mengajak untuk terus menjaga dan meningkatkan kemitraan yang sudah terbangun selama ini. Dan berharap hasil konferensi cabang pertama para pengurus akan semakin solit. Ikut membantu kesejahteraan pekerja di Mimika, baik melalui dialog sosial maupun advokasi dan program-program edukasi lainnya.
Dengan dukungan dan kerjasamanya yang baik akan mendukung aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan baik.
Soleman juga mengapresiasi kinerja kepengurusan DPC FPE Cabang Mimika periode 2019-2023. Ini dibuktikan dengan hasil penilaian kongres buruh tingkat nasional, DPC FPE Mimika mendapat peringkat dua nasional pada tahun 2021. Ia berharap tahun 2025 bisa mendapatkan peringkat pertama.
Soleman berharap kehadiran FPE KSBSI Cabang Mimika bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah ini. Lakukan Kerjasama dengan pemerintah maupun serikat buruh lainnya dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil agar bisa bekerja di perusahaan.
Kehadiran serikat buruh tidak saja berjuang melindungi anggotanya dan kesejahteraan pekerja, namun yang paling penting mampu memikirkan melindungi, mengayomi kesejahteraan masyarakat.
Kepada pengurus FPE KSBSI yang baru, Soleman berpesan harus siap menghadapi tantangan-tantangan kedepan. Jumlah pengurus juga jangan terlalu gemuk supaya mudah bergerak cepat dan kreatif, ketimbang sebelumnya banyak tetapi kurang efektif.
Frans Pigome dalam sambutannya menggarisbawahi mengenai ‘Koletif Kolegial yang Terpimpin Menuju Dialog Sosial untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja di Kabupaten Mimika’ sesuai tema konferensi cabang pertama ini.
Menurutnya koletif kolegial adalah sesuatu yang sangat penting dalam menjalankan sebuah organisasi. Kolaborasi menjadi penting karena setiap organisasi dan atau setiap orang atau individu mempunyai kelemahan dan kekurangan.
“Kelemahan kita perlu dikolaborasikan dengan kelebihan orang lain atau organisasi yang lain. Dengan satu tujuan memperjuangkan kesejahteraan buruh,”tandas Frans.
Dengan kolaborasi yang baik maka kegiatan konferensi bisa berlangsung sukses. Karena ketika melihat kembali ke belakang hadirnya buruh di PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak terlepas dari kolaborasi elemen buruh Tonggoi Papua.
Tonggoi Papua sudah mencapai tiga poin penting bersama. Pertama, meningkatkan upah buruh. Disampaikan tahun 2007 upah buruh minimum dasar hanya Rp1,5 juta. Berkat kolaborasi Tonggoi dan buruh bisa naik 98,50 persen.
Kenaikan gaji dasar ini merupakan yang terbaik sepanjang sejarah di dunia. Sesuai sejarah perburuan terbaik pertama di Polandia dan kedua Indonesia. Pencapaian ini bisa dilakukan apabila semua buruh bersatu seperti sapu lidi dan satu komando.
Kedua, berhasil dirikan PAD PTFI. Melalui forum ini untuk memperjuangkan kesejahteraan buruh agar tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh penguasa atau perusahaan, namun dapat diperhitungkan dengan membangun dialog sosial.
“Di dalam perusahaan harus dijaga kolaborasi agar manajemen tidak arogansi terhadap karyawan, sebaliknya karyawan tidak boleh arogansi terhadap manajemen,”pesan Frans.
Ditegaskan, wajah buruh di Mimika memiliki semangat buruh seluruh Indonesia dan semangat buruh Tonggoi Papua. Keduanya berkolaborasi menjadi satu spirit yang sama dengan dua wajah berbeda dalam satu tujuan. Ketiga, akan membuka training center berupa lembaga pendidikan SMK dan dan Politeknik di Timika. Sesuai rencana tahun 2024 sudah mulai menerima siswa baru. (redaksi)