TIMIKA, Koranpapua.id- Sengketa tapal batas wilayah antara Kabupaten Mimika dan Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, hingga kini belum ada titik temu.
Lambatnya penyelesaian sengketa yang terjadi di Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah itu, menimbulkan konflik sosial antarwarga yang bermukin di wilayah perbatasan Mimika-Deiyai.
Terakhir aksi saling klaim yang berujung pada penyerangan hingga pembakaran beberapa rumah di perbatasan terjadi pada Senin 24 November 2025.
Mengantisipasi melebarnya gangguan Kamtibmas di wilayah itu, sebanyak 70 personel aparat gabungan TNI-Polri dikerahkan ke Kapiraya pada Kamis 27 November 2025.
Keputusan menggeser pasukan ke Kapiraya mendapatkan apresiasi dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Mimika.
Lembaga yang bertugas mendeteksi dan menginformasikan potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan sedini mungkin, menilai langkah cepat yang diambil pimpinan TNI-Polri di Timika merupakan keputusan yang sangat positif.
Setidaknya dengan digesernya aparat keamanan di Kapiraya dapat membantu pencegahan dan penanggulangan serta dapat menciptakan kondisi masyarakat Kapiraya yang aman dan tertib.
“Ini keputusan yang positif, karena hanya pihak keamanan yang bisa menjadi ujung tombak dan bisa berdiri di tengah untuk meredam situasi Kamtibmas di sana (Kapiraya-Red). Untuk itu FKDM memberikan apresiasi,” ujar Luky Mahakena, S.Sos, M.Si kepada koranpapua.id, Kamis 27 November 2025.
Dengan ditempatkan personel di Kapiraya, lanjut Luky, TNI-Polri telah menjalankan fungsi dan peran membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati dalam menjaga stabilitas daerah.
“Pemerintah tidak bisa sendiri menyelesaikan persoalan itu. Pihak keamaman harus menstabilkan wilayah, dan mencari tahu titik masalah, apakah karena persoalan tapal batas atau ada persoalan lainnya,” pungkas Luky.
Menurut Luky, setelah Kamtibmas di Kapiraya kondusif, langkah selanjutnya bersama-sama dengan pimpinan daerah untuk mencari solusi penyelesaian secara berjejang hingga ke Kementerian Dalam Negri (Kemendagri).
“Apalagi ini sudah menjelang 1 Desember dan sebentar lagi Natal, jadi Kamtibmas di perbatasan Mimika-Deiyai harus kondusif, tidak ada konflik yang dapat mengganggu perayaan Natal,” tambah Luky.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Polres Mimika bersama unsur TNI melaksanakan Pergeseran Pasukan dari Dermaga YPMAK (Jembatan 1) Pomako menuju Kampung Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah, Kabupaten Mimika, Kamis 27 November 2025 dini hari.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi bentrok susulan antarwarga di wilayah tapal batas Kabupaten Mimika dan Kabupaten Deiyai pasca insiden pembakaran rumah di Kampung Mogodagi (KM 09).
AKP Hendri A. Korwa, Kabag Ops Polres Mimika diberikan tugas memimpin 70 personel terdiri atas gabungan Polres Mimika, Kodim 1710/Mimika, dan Yon B Pelopor Brimob Polda Papua Tengah diterjunkan dalam pengamanan ini.
Dalam arahannya, AKP Hendri menegaskan bahwa tugas pengamanan bertujuan menghadirkan rasa aman bagi masyarakat serta mencegah meluasnya konflik. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










