isKomnas HAM telah melakukan komunikasi dan langkah koordinasi awal dengan Kapolri, Gubernur Papua Tengah, Kapolda Papua Tengah, serta Bupati Intan Jaya.
TIMIKA, Koranpapua.id- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) mendesak pemerintah segera menghentikan segala bentuk kekerasan, termasuk mengkaji ulang penerapan pendekatan keamanan di Papua.
Anis Hidayah, Ketua Komnas HAM RI menegaskan, desakan tersebut dilatari atas terjadinya tindak kekerasan yang berlangsung di sejumlah wilayah di Papua sejak tanggal 15-17 Oktober 2025.
“Komnas HAM mengajak semua pihak untuk mengedepankan dialog, tidak terprovokasi untuk mendorong kondusifitas pelaksanaan HAM di Papua,” kata Anis dalam keterangan tertulis yang diterima koranpapua.id, Senin 20 Oktober 2025.
Tindak kekerasan yang terjadi yakni, kontak senjata antara milisi TPNPB dan Satgas Koops Habema di Intan Jaya pada Rabu pekan lalu.
Kemudian penembakan di Kali Semen, Nabire yang menewaskan 1 warga sipil, dan 7 lainnya, termasuk aparat luka-luka pada Jumat lalu.
Serta, dugaan penganiayaan dan intimidasi terhadap relawan LP3BH, Kornelis Aisnak, dan Ruben Frasa pada Jumat di Distrik Moskona Utara, Teluk Bintuni, Papua Barat.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh Komnas HAM, kedua relawan tersebut sedang memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi di Distrik Moskona Utara.
Anis melanjutkan, atas ketiga peristiwa tersebut, Komnas HAM mengecam penembakan dan pendekatan kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka, intimidasi serta kekerasan terhadap relawan LP3BH.
Anis mengingatkan, penggunaan kekerasan tidak dapat dibenarkan untuk alasan apa pun.
Karenanya, Komnas HAM telah melakukan komunikasi dan langkah koordinasi awal dengan Kapolri, Gubernur Papua Tengah, Kapolda Papua Tengah, serta Bupati Intan Jaya.
“Dengan koordinasi ini diharapkan dapat membangun sinergi, pemahaman, dan pendekatan HAM dalam merespons situasi eskalasi kekerasan dan konflik bersenjata,” ucap Anis.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam kontak senjata di Intan Jaya, Koops Habema menyatakan 14 milisi TPNPB tewas usai peristiwa tersebut.
Komandan Satgas Media Koops Habema Letnan Kolonel Iwan Dwi Prihartono mengatakan, operasi dilancarkan dalam rangka membebaskan warga sipil di Soanggama yang selama ini mengalami tindak kekerasan oleh milisi TPNPB.
Dia menuturkan, operasi dilakukan pada pagi hari guna menghindari adanya kontak senjata.
Namun, saat tim melakukan evakuasi, milisi TPNPB Kodap VIII/Intan Jaya pimpinan Undius Kogoya langsung melancarkan tembakan ke arah prajurit. (Redaksi)










