Pemerintah juga sementara ini melakukan, sudah membuat surat ke Pemerintah Pusat untuk bisa menambah kuota secara umum di sini untuk pertamax, pertalite, dan bio solar,”
TIMIKA, Koranpapua.id– Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis pertalite, pertamax dan solar, kembali menjadi persoalan yang membuat resah masyarakat Mimika.
Antrean panjang kendaraan di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Timika sudah terlihat sejak awal pekan lalu.
Pada Senin, 6 Oktober 2025 pagi, misalnya, di SPBU Jalan Cenderawasih SP2 dan SP3, ratusan kendaraan mengular hingga ratusan meter.
Banyak pengendara rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan jatah bahan bakar.
Salah satu pengendara roda dua, Andi, mengeluhkan kondisi ini.
“Setiap hari saya harus berangkat kerja, tapi sekarang bisa habis berjam jam hanya untuk antre. Kalau terus begini, kami masyarakat kecil yang paling susah. Harusnya ada penanganan cepat supaya tidak berlarut-larut,” ujarnya dengan nada kesal.
Di tengah langkahnya BBM di Timika, justru menjadi ladang bisnis sejumlah pedagang eceran. Mereka mengambil kesempatan membeli BBM pada dini hari ketika SPBU mulai dibuka.
Ratusan jerigen berhasil mereka dapatkan dari SPBU, dan kemudian BBM tersebut dijual secara eceran dengan harga yang Rp35 ribu per liter.
“Saya dapat tadi pagi 10 liter seharga Rp35 ribu, jadi terpaksa harus keluarkan Rp350 ribu. Dengan jumlah sebesar itu, tangka mobil hanya tiga garis saja,” keluh salah satu sopir mobil rental kepada koranpapua.id.
Ia berharap agar pemerintah tegas kepada semua SPBU agar untuk saat ini tidak melayani pembelian menggunakan jerigen.
“Kalau boleh utamakan dulu kendaraan. Ini malah SPBU juga layani pembelian menggunakan jerigen. Harus tindak tegas,” sarannya.
Menanggapi keluhan masyarakat, Bupati Mimika Johannes Rettob, memastikan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam menghadapi kondisi ini.
Ia menegaskan sudah melakukan koordinasi intensif dengan Pertamina untuk mengatasi permasalahan persediaan BBM.
Bupati menjelaskan bahwa kelangkaan dipicu oleh keterlambatan pasokan dari jalur laut.
“Kita sudah koordinasi dengan Pertamina. Dan kita harapkan bensin mulai normal mulai hari ini dan besok,” ujar Bupati saat diwawanca Senin 6 Oktober 2025.
“Alasannya karena kapalnya terlambat. Kapal baru masuk di hari Sabtu, sehingga terjadi keterlambatan di dalam mendistribusi,” tambahnya
Untuk langkah cepat, Pemkab Mimika bersama Pertamina telah menyusun solusi jangka pendek. “Kami sudah diskusikan, Pertamina hari ini bertemu dengan semua SPBU untuk menambah kuota di masing-masing SPBU,” katanya.
Tak hanya itu, Pemkab Mimika juga mengajukan usulan penambahan kuota BBM ke pemerintah pusat.
“Pemerintah juga sementara ini melakukan, sudah membuat surat ke Pemerintah Pusat untuk bisa menambah kuota secara umum di sini untuk pertamax, pertalite, dan bio solar,” jelas Bupati.
Di tengah antrean panjang yang belum reda, Bupati Rettob memastikan masyarakat tidak perlu khawatir soal harga. “Harga tetap standar, saya sudah cek semua,” tegasnya. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru